Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Can We Draw Our Happiness?

Bahagia tidak akan hadir karena sebuah tuntutan Untuk merasa bahagia di segala suasana Bebaskan dirimu mengecap segala rasa Yang sudah disiapkan bagi setiap manusia Dengan takaran berbeda oleh semesta Terimalah dirimu sebagai manusia yang tak dapat mengendalikan seisi dunia Biarlah Tuhan yang memberi aba dan cara diantara usaha kita yang hampir berputus dari asa Berlimpah anugerah sudah kita dekap, namun sering luput karena mata mencari yang tak ada  Hingga sayatan pinta menggema dan meraung disela sunyi malam dan sudut sepi hatimu yang mengabu Karena ingin beratap pada lantai yang tidak kita jejak Dan ingin menikmati nuansa melalu jendela yang belum pernah terbuka Syukuri.. syukuri.. berulang kurutuki Syukuri segala kata yang masih sempat menyapa Sebelum kata-kata itu pergi tak bersisa Syukuri senyum dan tawa yang menyambutmu saat senja Sebelum semua itu beralih untuk orang yang berbeda Tuhan tak akan lupa Atas segala pinta dan usaha Walau logikamu sudah dekat dengan putus asa Namun p

You Don't Need to Be Perfect

"Hey, kamu itu cantik. Ga usah malu atau minder" Buat para cewek nih, ada yang pernah ngomong sendiri di depan kaca ga kayak gini? Atau.. "Kamu ga apa-apa, kamu baik-baik Aja" ngomong gini ke diri sendiri saat sebenernya ya kamu lagi ga baik-baik Aja. Apa kamu akan ngerasa lebih baik dengan membohongi diri sendiri dengan kata-kata bak oase ? Tau ga? Kamu ga akan langsung berubah jadi cantik seperti artis-artis wanita korea yang kulitny sebening susu. Atau kamu ga akan tiba-tiba menjadi lega, dengan berpura-pura beban atau masalah kamu itu sepele atau menipu itu tidak akan membuat kamu patah, walau nyatanya remuk sudah hatimu itu. Kalau ga cantik emang kenapa? Masalah? Ga cantik bukan dosa. Selama masih ada 2 Mata, 2 hidung, 2 telinga dan 1 mulut, udah Alhamdulillah banget bukan? Ga ada dalilnya ga cantik masuk neraka. Begitupun hidup ga harus selalu tampak bahagia dan ketawa. It's okay to feel not okay dear. Ga ada gunanya menghindar dari masalah dan memaksa dir

Review: Kim Ji Young Born 1982

Secara keseluruhan film ini ga kayak yang step by step terus pertengahan masuk ke klimaks atau masalah, trus di akhiri anti klimaks yang nyata (Walau anti klimaks tetep ada tapi ga yg wow). Dari awal udah jelas masalahnya apa, dan sekitar sampai durasi 1,5 jam masih berkutat pada masalah awal, berkembangnya ga wow.  Alasan gw nonton ini adalah karena tema nya itu tentang masalah psikis, skizofrenia, 'kesurupan' dalam diksi medis. Udah gitu isu kesenjangan gender juga diangkat disini. Dan kerasa banget, di film itu jadi wanita tuh seakan ga berharga dan ga layak buat diingat keberadaannya. Sedih sih. Ya tapi ini memang ada benarnya juga. Gw yang sekarang jadi wanita yg kerja sebagai karyawan swasta jadi ikut dilema. Di satu sisi udah pasti ingin kasih 'full' buat anak. Tapi gw yang udah kebiasa aktifitas diluar Rumah, walau gitu2 aja, kalau cuma dirumah aja dan kegiatan nya didalam Rumah Aja, bisa jadi bosen n stres.  Tapi suka ni sama karakter suaminya. Alami bgt akting

Book Review: The Subtle Art of not Giving a Fuck (1/3)

Buku berjudul asli The Subtle Art of not Giving A Fuck atau dalam bahasa Indonesia judulnya adalah Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat adalah Karya seorang blogger asal amerika serikat yang telah meraih New York Times dan Globe and Mail Best selling. Isi dari buku ini sejak awal-awal Bab nya pun menurut Saya agak nyeleneh kalau dibandingkan dengan buku-buku motivational lainnya pada umumnya. Tapi walaupun nyeleneh dan dari Cara pikir yang tidak biasa pada umumnya, buku ini tetap membuat Saya tertarik dan terus-terusan membacanya. Sambil diselingi, komentar-komentar "Iya juga ya" atau sambil ketawa sendiri karena cara penulis mengilustrasikan isi pikirannya. Di dalam buku ini kamu ga akan nemu kata-kata yang empowering semacam "kamu tuh sudah cantik" atau "you're good enough for this life". Justru yang ditekankan dibuku ini, di bab-bab awalnya adalah penerimaan diri. Penerimaan dari setiap kekurangan. Katanya: Penerimaan setiap pengalaman negatif

Boleh Ku Pinjam Telingamu?

Kadang, aku banding membandingkan diriku dengan orang lain. Hidupku dengan orang lain. Pencapaian ku yang tak seberapa dengan orang lain. Hingga membuatku merasa tak seberapa dan jauh tertinggal dari mereka. Meratapi kenapa langkahku tak kian maju, bahkan kadang berhenti dan pernah lagi mundur. Ucapan, komentar ataupun ekspresi orang lain yang terkesan merendahkan, semakin menarikku dalam pada sudut sepi, gelap dan suram. Tentu itu buah hasil pikiran yang memenjarakan diriku sendiri. Kepercayaan diri yang dipupuk perlahan tiba-tiba menjadi terkikis hampir habis. Tinggalah seorang yang menarik diri dan merasa tak berguna, selain berbuat salah dan dosa. Penghakiman orang lain atas hidup yang ku jalani, langkah yang ku pilih bahkan takdir yang belum kudapati semakin memaku ubun-ubunku kian dalam. Ingin kuteriaki mereka, "Apa yang kalian tahu tentangku?" "Tak usah pedulikan hidupku!" "Kalian tidak tahu apa yang sudah ku lalui." "Hentikan omong koso

An Unclosed Hole

Apa kamu pernah merasa ada kekosongan yang membuat hidup kamu hampa? No Happi ness. Just emptin ess. Kamu mencoba segala cara untuk mengisi kekosongan itu.. mulai dari kumpul bareng sahabat, travelling, culinary dan ngelakuin segala Hal yang kamu sukain. Yang prediksi awalmu itu akan membawa kebahagiaan. Tapi nyatanya.. Kekosongan itu tetap ada. Kekosongan yang lama kelamaan membuat kamu bingung, frustrasi dan berulang bertanya pada diri sendiri. "Apa lagi yang harus aku lakuin? Kenapa rasa kosong ini ga pergi-pergi?" Mungkin memang hatimu itu sengaja dikosongkan. Dikosongkan dari segala sesak penuhnya hal yang kurang bermanfaat sebelumnya. Allah sedang membersihkan segala yang berserakan tak beratur. Agar dapat ditempati oleh rasa yang jauh lebih baik. Rasa dicintai dan mencintai yang Tak pernah putus. Oleh Dia yang tak berawal dan berakhir.

Metamorfosa

Siapa aku dan kamu yang sekarang, berbeda dengan aku dan kamu yang dulu. Jadi kalau ada yang bilang "kamu udah berubah, ga kayak kamu yang dulu". Ya memang. Bahkan orang yang bilang begitu pun sudah pasti berbeda dengan dirinya yang dulu. Karena 'Perubahan' adalah kepastian. Entah menuju ke Hal yang lebih baik atau yang lebih buruk. Perubahan ini hasil dari proses panjang banyak kejadian dan interaksi dalam kehidupan masing-masing individu. Ada tekanan, goresan, pahatan, sayatan, pembakaran, belaian hingga pukulan yang diterima hingga pribadinya semakin terbentuk. Entah terbentuk menjadi kuat dan indah seperti intan, atau seperti kayu yang menjadi arang hingga menghilang menjadi debu. Aku pun begitu. Aku Hari ini adalah tempaan waktu-waktu lalu. Tempaan kuat yang banyak memberikan pelajaran. Tempaan yang mengajarkan cara mengikhlaskan, merelakan, menghargai, menyayangi, dan mengelola diri sendiri. Aku bukanlah yang paling mahir. Tapi aku lebih mahir InsyaAllah da

Soon or Later

Cepat atau lambat, Aku dan kamu berubah menjadi Kita Atau bisa berbeda cerita Menjadi dua orang asing yang saling mengasingkan Kamu dan aku, Dua orang yang berbeda, Dengan masa lalu tak sama, Dan alur cerita berbeda, Cepat atau lambat, Kita perlu mengambil langkah, Entah kaki yang saling memisah, Atau tangan yang saling menjabat Cepat atau lambat pula, Aku akan bertanya. Sudahkah kamu berdamai dengan masa lalumu? Menghapus semua noktah tentang dia? Kutanyakan Hal sama pada diri Menyiapkan ruang bersih Tanpa sampah lalu Yang hanya memenuhi lagi kumuh Aku tak mau membersamaimu di Masa depan Dalam bayang Masa lalumu, Dalam perbandingan aku begini dia begitu Jika kau masih menjadikannya standar baikmu Cukupkan lah denganku

Antri Dong

Jadi gini, gw pengen cerita tentang kejadian tadi siang waktu gw lagi antri beli belanjaan buat kebutuhan warung mamake. Saat itu, Hari pertama toko itu buka setelah libur lebaran. Kebayang dong ya berapa banyak orang yang menyerbu belanja buat menuhin sembako-sembako yang kekuras setelah olah mengolah di momen lebaran. Orang banyak = Antrian panjang Mantap-mantap sedap. Ada lebih dari setengah jam gw antri buat sampe loket dimana gw nyebutin mau beli apa aja. Setelah gw nyebutin barang-barang yang mau gw beli gw bergeser buat antri bayar di kasir. Masih Ada lebih dari 3 org yang masih antri bayar sebelum gw. Baiklah gw ngantri sesuai urutan. Sesekali sambil nonton variety show. Instagraman juga. Tadinya mau main pubg, tapi khawatir gak engeh pas dipanggil. Beberapa waktu berlalu. Seorang ibu-ibu rambut sebahu dengan badan yang lebih besar dari gw make kaos biru dan celana selutut semacam celana daster rumahan bilang gini ke gw: "Saya boleh ikut nitip beli 1 barang ga? 1 bar

Ssssttt... Save your happiness

Jangan ceritakan betapa bahagia memiliki seorang ayah yang baru saja memberikanmu dekapan hangat dan ciuman dikening.. Kepada mereka yang sudah tidak memiliki sosok ayah dalam kehidupannya Jangan ceritakan betapa bahagianya dirimu menyantap masakan ibumu yang menurutmu adalah masakan terenak sejagad raya.. Kepada mereka yang tak lagi dapat mengecap nikmat racikan masakan ibunya yang tak lagi membersamainya di dunia Jangan ceritakan betapa sempurna pasangan hidupmu.. Kepada mereka yang masih meraba menanti pasangan halal pelengkap setengah agamanya Atau kepada mereka yang mendapati pasangan yang justru mendzolimi hatinya Jangan ceritakan betapa kau sangat bahagia memiliki putra atau putri yang menurutmu luar biasa.. Kepada mereka yang sedang menanti keturunan, yang telah berdoa meminta tanpa lelah kepada Rabb nya.. walaupun doa nya masih tertunda untuk dikabulkan Jangan.. bahagia yang kamu banggakan bisa jadi merupakan kesedihan bagi yang lain. Bisa jadi cerita yang kau anggap

Nothing Compared

Suatu hal bisa dibandingkan jika memiliki variabel serupa .. Apakah bisa membandingkan orang yang satu dengan yang lainnya sedangkan dua orang tersebut memiliki variabel pembentuk yang berbeda? Seperti latar belakang keluarga, lingkungan dan genetis. Jika yang menjadi pembanding baik atau lebih baik, buruk atau lebih buruk adalah sosok manusia jaman kini.. kurasa tidak valid. Masing-masing manusia berbeda, unik dan memiliki kelebihan kekurangan yang berbeda. Baik atau buruk hanya bisa dinilai dari sumber hukum yang valid, bukan manusia yang bisa berubah. " Masih lebih baik orang tua gw dong dibanding orang tua lo.." " Masih mending suami gw dong ya dibanding suami lo.." " Pinteran anaknya si A dibanding anaknya si B" " Tuh contoh Si A bisa dapat ranking lebih bagus dibanding kamu" Pernah mendengar atau malah terlibat dari contoh penggalan dialog diatas? Orang tua mu adalah The best version of paren ts. The one and only for you.

Satu Rasa

Aku rasa aku memang penyuka rasa yang satu, Seperti minuman favorit nutrisari jeruk peras yang selalu menjadi andalan walau beragam rasa nutrisari datang menghampiri. Seperti saus Bolognese yang selalu menjadi pendamping pilihan utama beragam serial pasta yang aku nikmati. Pernah mencoba rasa tuna, namun sudah terlanjur jatuh cinta dengannya sehingga kembali lagi pada rasa yang sama. Begitu juga baju dan sepatu. Begitu aku menyukainya, dimataku hanya ada baju atau sepatu yang itu itu saja untuk kupakai. Apalagi kamu,

Memilih Pemimpin

"Seandainya aku memiliki doa yang mustajab, aku akan tujukan doa tersebut pada pemimpinku.” Ada yang bertanya pada Fudhail, “Kenapa bisa begitu?” Ia menjawab, “Jika aku tujukan doa tersebut pada diriku saja, maka itu hanya bermanfaat untukku. Namun jika aku tujukan untuk pemimpinku, maka rakyat dan negara akan menjadi baik.” (Hilyatul Auliya’ karya Abu Nu’aim Al Ashfahaniy, 8: 77, Darul Ihya’ At Turots Al ‘Iroqiy) Memilih pemimpin.. bukan pemimpin tingkat kepala keluarga, RT ataupun tingkat kelurahan tapi pemimpin untuk suatu bangsa dimana kita di dalamnya. Tentu bukan perkara main-main karena kelak apa yang kita pilih pun akan dipertanggung jawabkan. Lalu bagaimana caranya memilih pemimpin terbaik? Yaitu itu jika terdapat dua calon pemimpin, jika keduanya baik, maka cari yang lebih baik diantara keduanya dan membawa kemaslahatan bagi rakyat yang dipimpinnya lebih besar. Kalaupun keduanya tak luput dari cela, pilihlah yang membawa keburukan atau mudharat lebih kecil bagi raky

Dear Bapak

Dulu aku ngerasa bapakku itu bukan my first love Aku ngerasa kenapa bapakku ga kayak bapak-bapak yang lain Hubunganku dengan bapakku pun canggung dan dingin. Kalau bapakku ngeliatin aku malah bilang yang ga enakin dan ga suka diliatin gitu. Dan sekarang aku kangen diliatin ga jelas gitu. Jarang kami pergi bareng Jarang banget foto keluarga. Kalaupun ada, biasanya bapakku jarang difoto. Waktu wisuda pertama n kedua bapak ga ikut krn takut kecapekan. Aku seneng banget waktu dapet bonus kemarin. Aku emang udah rencana pengen makan bertiga aja sama emak dan bapak ke luar. Dan bapak terakhir pernah bilang, pengen di ajak makan keluar juga. Terakhir udh bujuk2 emak buat makan dluar tapi emak bilang ama bapak aja. Parahnya aku gamau klo ga ada emak. Padahal kan bisa aja quality time ama bapak aja. Soalnya biasanya kmn2 sama emak mulu. Nyesel aku. Kenapa aku ga sadar pas bapak masih sehat. Kenapa aku cuek banget jadi anak. Kenapa aku sering kasar. Aku nyesel banget. Aku jahat banget jad

Cebong VS Kampret

Kenapa sih pendukung Pak Jokowi dipanggilnya cebong? Kenapa sih pendukung Pak Prabowo dipanggilnya Kampret? Apa salah cebong dan Kampret dibawa-bawa pada lika liku pemilu ini padahal mereka ga punya hak pilih? Kenapa para pendukung yang notabene adalah manusia disamakan dengan binatang? Udah gitu binatang yang menjadi rival antara dua kubu pendukung beda jauh kelasnya. Lha wong cebong itu katak yang belum jadi, kecil, imut berenang-renang di air. Sedangkan kampret bentuknya lebih besar, hidupnya digua dan terbang di Udara? Lha mbok cari kalaupun make istilah itu yang seimbang. Dan adalagi sih yang buat aku risih. Kenapa hak pilih orang lain perlu ganggu-ganggu. Misal kelompok A itu pro nomor urut 1 dan kelompok B pro nomor urut 2. Lalu oknum pada kelompok-kelompok itu saling mengejek, Ihhh lu pilih Nomor urut itu? Apa bagusnya ? Cob kalau calon yang gw dukung mah jelas. Hmm.. gini gini, di Indonesia rakyatnya punya hak memilih ya. Dan menurut aku ini sifatnya kebebasan p

Attitude Jemari

Pernah ga mendengar orang tua atau guru-guru kita mengajarkan anak-anak atau murid-muridnya untuk membiasakan diri dengan 3 kata: TOLONG MAAF TERIMA KASIH 3 kata sederhana yang syarat makna walaupun hanya kata-kata sederhana. Semakin berkembangnya jaman dan teknologi, bagaimana orang berkomunikasi tidak hanya melalui kata-kata verbal yang secara langsung diucapkan, tapi melalui kata-kata yang diketikkan oleh jari. Tepatnya ibu jari. Oleh karena itu, menurutku, pedoman sopan santun Tolong , Maaf , Terima Kasih ga hanya diterapkan dikehidupan langsung face-to-face tapi perlu di ajarkan pada jari jemari sebagai cerminan diri di dunia maya. Contoh kasus yang masih hangat buatku nih tentang orang yang aku berikan info untuk mereka terkait kepentingan untuk diri mereka sendiri sebenarnya. Ya memang broadcast supaya ga dua kali ketik atau copas-copas, tapi isinya bukan spam yang ga jelas maksud dan tujuannya. Sekali aku kirimkan info, ga respon. Padahal saat aku kirim pesan itu, sta

I AM AN ENGINEER

Perkenalkan saya adalah seorang engineer. . . . . Namun bukan engineer struktur, karena struktur hati aja belum kuat untuk memikul beban lika liku kehidupan. Bukan pula engineer perkerasan, mengeraskan tekat kamu buat berjalan bersama menuju satu tujuan aja aku belum mampu. Bukan juga engineer sumber daya air, karena menjaga kesejahteraan cinta kamu ke aku aja sering kesumbat apalagi kesejahteraan orang banyak. Apalagi engineer pergempaan, menahan terpaan cemburu aja sering buat simpangan aku terlalu jauh. Kalau kamu ngira aku engineer lapangan terbang, hmmm.. aku belum siap. Liat kamu sama yang lain aja berat, apalagi mendukungmu untuk terbang ke lain hati. Aku pun bukan Engineer geotek. Bisa sih menggali dalam dalam, namun kalau sudah ketemu kerasnya kamu apalagi yang aku bisa selain patah.. Kamu ga percaya aku aku engineer? Aku hanya engineer kata, yang merangkai kalimat untuk membuat hatimu bimbang dan galau. Memang belum pandai menjadikanmu kuat, tapi pasti tak akan me

Reward Buat Diri Sendiri

Hola halo assalamualaikum.. Bismillah Karena gw udah denger tema ini dari 3 orang dalam waktu berdekatan, jadi pengenlah gw bahas ini di blog ini. Tema ini dimulai dari pertanyaan: "Kamu udah capek-capek kerja sebulan terus kalau udah gajian reward buat diri kamu apa?" Semenjak 3 orang bahas tentang ini sama gw, gw jadi mikir, kira-kira gw mau reward apa setelah gw kerja sebulan ini? Ada yang bilang bentuk penghargaan sebulan bekerja berupa membeli barang yang worth it yang bagus yang dipinginin. Dan ada juga yang penghargaannya dengan makan-makan enak tanpa mikirin harganya berapa. Ada pula berupa jalan-jalan ke tempat-tempat yang disukainya. Well.. ga ada yang salah. Masing-masing punya cara berbeda untuk menghargai diri atas kerja kerasnya. Dan begitupun gw. Barang.. Kalau saat ini gw belum ingin barang yang spesifik gw pengen banget. Barang yang gw pengen beberapa waktu lalu udah kebeli, dan adapun yang belum kebeli, sekarang udh ga terlalu minat. Dulu gw penge

Perawatan menyamarkan bekas jerawat

Hola.. assalamualaikum.. Hari ini aku mau sedikit sharing tentang pengalaman wajahku yg belum lama ini jerawatan. Karena tanganku yang selalu gemas buat kopak kopek jerawat tu, rada kering korek-korek, begitu aja terus sampe pas udah ilang jerawatnya tinggal bekasnya. Bekas yang aku kopak kopek ini lebih kelihatan jelas dibanding jerawat yang aku ga apa-apain. Apalagi lokasinya pas banget di pipi. Lalu dengan memanfaatkan stok skincare muka yang dipunya aja, aku luangkan waktu satu malam buat perawatan panjaaaaaang (harusnya yg rutin sih). Pertama, deep cleansing. Aku pakai ponds yang milk itu. Biasanya sih ini buat dua langkah membersihkan muka kalau ditambah sama toner nya. Tapi aku pakai milk nya aja. Caranya cukup ratakan secukupnya ke wajah dan leher. Tunggu beberapa saat sampai ga terlalu cair-cair banget dimuka alias udah agak lebih mengering tapi masih tekstur oily dimuka. Digosok-gosok perlahan. Kalau di aku ini akan keluar gumpalan kotoran gitu. Kalau dirasa udah cukup, b

Namamu dan Aku, 50.000 Tahun Lalu

50.000 tahun lalu, Sebelum bumi terbentuk, Aku dan kamu telah terangkai, Dalam sebuah cerita. Dipersatukan oleh yang Maha Kuasa, Dalam Lauhul Mahfudz-Nya. Maka aku selalu memiliki asa. Bahwa kita pasti akan bersama. Entah di dunia atau di surga*. * = Ketentuan dan syarat berlaku. Note 1: Kita bertemu kalau tak tersesat Kita bertemu kalau tujuannya sama Kita bertemu asal kamu ga salah ketuk pintu calon mertua 🤣 Note 2: Jangan tanya "Kamu" ditulisan ini siapa. Yang jelas siapa "Kamu" ini baru baku setelah tangan bapakku atau penghulu dijabat. Yang jelas setelah saksi meneriakan "SAH" lebih lantang daripada saat timnas sepak bola memasukan "GOAL". Salam hangat dari gadis manis yang menunggu di tapal batas antara kota dan desa.

Lanjut Kuliah atau Nikah?

Haloha.. Lanjut kuliah atau nikah? Kalimat yang pernah jadi tagline salah satu iklan produk kecantikan di tv nasional. Ada yang ingat? Kalau kamu dikasih pilihan itu pilih yang mana? Kalau saya sih ambil dua-duanya. Wkwk.. Dua-duanya hal yang insyaAllah baik kenapa harus milih satu kalau bisa dua? Tapi in fact.. Dua hal itu ga selalu datang bersamaan. Ada datangnya satu satu, ada pula dua duanya belum datang. Woless bos.. Mungkin ada yg dapat dua-duanya, takdirnya memang begitu. Lanjut kuliah? Mauuu bangettt.. Walau kalau ingat biayanya langsung ingin nyanyi lagunya nisa sabyan. Dan juga, I still searching what would I do setelah lulus saat lanjut kuliah nanti. Benefits apa yang bisa saya berikan ke masyarakat. Kalau untuk keren-kerenan gelar yang berbaris di nama sih.. mending pikir-pikir ulang. Nikah? kalau ada yang sholeh, baik akhlak serta agamanya. Sehat rohani dan jasmani. Bisa bimbing adek ni jadi tambah sholehah.. kuy lah bang ajak adek ke KUA *Sambil muka malu-ma

Resolusi: Visi dan Misi

Haloha.. assalamualaikum semuanya.. Topik yang paling hangat di tahun baru tentu tidak lain tidak bukan tentang resolusi dong ya. Resolusi kalian tahun ini apa aja nih? Apakah resolusi tahun lalu yang belum tergapai atau sudah punya resolusi baru yang meningkat? Saya sendiri masih PR nih dari resolusi-resolusi tahun lalu yang belum tercapai. Bagi teman-teman yang senasib jangan sedih ya, ini tandanya kita harus berusaha lebih giat lagi dan tentunya mengevaluasi kenapa itu belum terwujud. Apakah faktornya karena memang usaha yang belum maksimal atau memang Allah belum sampaikan ke tujuan itu. Jika usaha sudah maksimal, namun belum tercapai, berarti tinggal berdoa pada Allah dan dengan sabar menanti. Bisa jadi doa kita hanya tertunda untuk di kabulkan alias menunggu waktu yang menurut Allah lebih baik ataupun digantikan dengan hal yang menurut Allah lebih baik. Jadi tetap semangat kita yaaaa.. Nah, kalau resolusi kita belum tercapai karena usaha yang belum maksimal... Hmm kita harus