Mencintaimu tak sesederhana api yang membakar kayu menjadi debu, Mencintaimu tak sesederhana angin yang menerbangkan debu sambil berlalu, Aku mencintaimu tak sesederhana seperti hati yang mudah melekat hanya karena lagu, Oleh karena itu tak sederhana pula aku melupakanmu, sebab jejakmu terlanjur membekas dihatiku Sebuah puisi pada lembar kertas yang kian menguning, yang tengah mengusang termakan usia. Kertas yang telah terabaikan 2 tahun terakhir diantara halaman buku tua yang lama tak ku jamah. Kata-kata terakhir yang ku terima sebagai pernyataan akhir dari dua orang yang saling meniadakan pada akhirnya. Bukan maksudku sengaja mengabaikannya. Tapi tak semudah itu membaca isi dan maknanya, yang bisa jadi membuatku tak ingin pergi dan menetap kembali pada hati yang sama. Selang waktu berlalu, nyatanya hatiku masih bergetar membacanya. Guratan tulisan tangannya membuatku hatiku teriris dan kian menggetar. Karena bagiku, menghapus kenangan tentangnya tak sesederhana ombak membasuh g...