Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

You are Perfect in your way

Ada yang menggelitik jari-jari ini buat nulis tentang: Kenapa tu orang begitu sih? Kok bisa-bisanya begitu? Wegelaseh habis manis sepah dibuang? Cuma inget pas perlunya aja, pas udah ga perlu? Ga dianggap sama sekali. Masih banyak lagi sih sebenernya. Dan kalimat-kalimat itu sebenarnya kalimat pop up yang temporary muncul saat emosi. Menarik memang. Permasalahan tentang manusia itu ga ada abisnya, sampai semua manusia habis dimuka bumi. Tapi pada saat itu gue juga udah ga ada dibumi masalahnya. Ya manusia memang ga ada yang sempurna. Klasik tapi emang bener. Klise tapi emang nyata. Oiya satu lagi kesumat gue buat orang yang judge duluan belum apa-apa. Semua nya salah dimatanya, dan dengan ketus bin pedes lupa bawa saringan buat jagain semburan saliva nya ngiris-ngiris perasaan orang. Padahal nyatanya dia aja no action . Okay, jadi gini, jaman sekarang gini ga bisa kelompokin orang cuma dari dua jenis, baik dan buruk. Masing-masing punya keduanya cuma porsinya yang beda. Dan

'98: Reformasi Pembangunan

1998, tahun dengan variasi momentum dalam perjalanan Indonesia Saat itu, tahun 1998, tak ada terlintas di pemahamanku betapa banyak peristiwa sejarah yang banyak mengubah wajah Indonesia dulu dan kini. Pada masa itu, aku seorang anak 6 tahun yang hanya merisaukan apakah bisa masuk SD pada tahun itu atau tidak. Menjadi bagian dari sejarah, hmm tidak, lebih tepatnya aku ada saat sejarah itu terjadi, walau namaku tentu tak akan menjadi bagian dari literatur perubahan bangsa. Sekelumit kisah sejarah yang belum pernah membuatku merasa tergerak secara emosional. Bukan marah atau benci. Tapi.. aku baru menyadari dan memutar imajinasi ulang bagaimana saat itu terjadi. Berawal dari A. Makmur Makka, Mr. Crack dari Pa repare , buku yang berkisah tentang Bapak BJ Habibie. Ya, Pak Habibie adalah sosok yang mempunyai peran besar, peralihan orde baru menjadi reformasi. Dan aku pun baru menyadari, bahwa periode ini, periode pengisian kekuasaan yang begitu singkat, namun sesuai nama kabinet yang dib

Mari Berbahagia

Bahagia itu diciptakan, bukan dicari apalagi dikejar Siapa yang mau bahagia? Pastinya semua mau dong ya, mana ada orang yang mau menderita. Bagi kamu, apa sih definisi bahagia itu? Karena kita ga akan tahu kita bahagia atau tidak kalau kita tidak tahu apa arti dari kata tersebut. Kalau kamu bertanya apa aku bahagia, jawabannya: Definitely yes yes yessssss!! Walau kadang suka lupa, tapi gapapa, itulah gunanya ada kamu untuk mengingatkan aku, dan begitupun aku yang ingin selalu mengingatkan kamu bahwa aku bahagia sudah mengenal kamu. 😂 Bagiku bahagia itu banyak. Seperti saat masih menghirup udara pagi, merasakan aroma tanah saat hujan, saat melihat orang lain tersenyum bahagia dan masih banyak lagi. Namun, pernah ga sih saat lihat pencapaian orang lain, lalu jadi baper ngerasa kita ga maju-maju sedangkan orang lain sudah sampai ini, itu dan sana? It's okay. Gapapa. Buat punya perasaan itu wajar kok. Jangan berlarut menyalahkan diri sendiri, karena memang manusia sudah kodra

Part 1: Positive Thinking

Positif thinking isn't an instant things Berpikir positif itu ga serta merta begitu aja disegala situasi dan kondisi bisa seperti itu. Dan orang yang terlihat selalu berpikiran positif pun ga berarti ga pernah berpikiran negatif. They fight the negativi ty on their min ds. Kenapa perlu berpikir positif? Karena berpikiran negatif tidak akan menyelesaikan masalah, justru menambah beban pikiran karena over thinking yang ga penting. Berpikir positif itu bisa bantu berpikir lebih jernih dan ga menambah masalah baru dari negative thinking yang berujung sensi sama orang lain 😂 Dan masih banyak lagi Bisa ber- positive thinki ng itu butuh ilmu dan latihan. Ga cukup waktu hanya sehari-dua hari buat jd terbiasa, dan ga cukup juga hanya baca buku sekilas tanpa direnungkan, diresapi dan dipraktekkan. Sepengalaman saya, saya membeli beberapa buku yang berhubungan dengan pengelolaan pikiran dan emosional, mencoba mencari celah tentang gimana sih praktek buat bisa jernih berpikir yang lebih

Unspoken words

Pernah ga merasa pengen cerita banyak, tapi pada akhirnya ga ada kata yang terucap selain diam? Momen ketika merasa ga ada orang yang pas buat jadi luapan curhat, sehingga aku berpikir hanya ke Allah lah aku curhat. Namun disaat aku seharusnya mulai curhat ke Allah, nyatanya lidahku pun tak tahu harus mulai dari mana. Saat itu aku hanya menatap langit yang terlihat dari sela genteng kaca tepat di atas aku duduk, disaat itu aku hanya berkata dalam hati: "Ya Allah, Engkau pasti tahu bukan?" Ya, tentunya Allah Maha Tahu, bahkan Allah tahu apapun yang aku tak mampu uraikan dalam lisan. Aku hanya menatap langit, menangis, menangis dan menangis. "Ya Allah aku takut, Ya Allah aku sedih, Ya Allah sungguh engkau lebih besar dari masalahku, Ya Allah ampuni aku, Ya Allah tolong aku, Ya Allah peluk aku, Ya Allah jangan tinggalkan aku, Aku yakin Engkau memberikan yang terbaik lebih dari yang aku inginkan." Hanya seputar itu saja yang aku ungkapkan. Aku hanya ingin bersimpuh