Langsung ke konten utama

Attitude Jemari

Pernah ga mendengar orang tua atau guru-guru kita mengajarkan anak-anak atau murid-muridnya untuk membiasakan diri dengan 3 kata:

TOLONG

MAAF

TERIMA KASIH

3 kata sederhana yang syarat makna walaupun hanya kata-kata sederhana. Semakin berkembangnya jaman dan teknologi, bagaimana orang berkomunikasi tidak hanya melalui kata-kata verbal yang secara langsung diucapkan, tapi melalui kata-kata yang diketikkan oleh jari. Tepatnya ibu jari. Oleh karena itu, menurutku, pedoman sopan santun Tolong, Maaf, Terima Kasih ga hanya diterapkan dikehidupan langsung face-to-face tapi perlu di ajarkan pada jari jemari sebagai cerminan diri di dunia maya.

Contoh kasus yang masih hangat buatku nih tentang orang yang aku berikan info untuk mereka terkait kepentingan untuk diri mereka sendiri sebenarnya. Ya memang broadcast supaya ga dua kali ketik atau copas-copas, tapi isinya bukan spam yang ga jelas maksud dan tujuannya.

Sekali aku kirimkan info, ga respon. Padahal saat aku kirim pesan itu, status chatnya online. Oh mungkin terlewat atau ketimpa sama chat lain.

Besoknya aku infokan chat lagi, online, check list dua. Tapi ga respon. Padahal sebelumnya aku udah kasih tau nama, karena aku pakai Nomor yang beda dari dulu.

Dan yang buat aku terinspirasi tentang attitude jari ini, karena orang itu masih aktif update story Instagram. Dalam batinku ngedumel, "kok orang ini jarinya kalau buat update story lagi dimana dan kerjaannya bisa, tapi sekedar konfirmasi sederhana aja engga." Seenggaknya konfirmasi jika info yang aku sampaikan itu udah ga dibutuhin, ya kan bisa bilang, "maaf gw ga jadi ikut" atau kalaupun ingin melalui cara yang beda dari yang aku sampaikan kan bisa lah kasih tahu.

Lalu aku berserapah,

Semoga nanti dia dicuekin orang kayak gitu supaya tau rasa

Terus aku inget, beberapa waktu lalu temanku chat.. cuma aku tak respon. Jadi bumerang ingat ke diri sendiri,

Jangan-jangan ini teguran buat aku beberapa waktu lalu ya?

Jadi beberapa hari lalu, temanku panjang chat tapi ternyata ga aku balas. Dan menariknya, aku ingat aku mengetik balasan sederhana bertanya, tapi aku mengira pertanyaan aku ga dijawab. Jadi yang aku gatau itu, apa aku bener-bener ngetik tapi ga kekirim atau aku kebawa mimpi tentang chat itu tapi sambil balasnya di mimpi juga.

Nah itu misterinya. Entahlah, Wallahu Alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

You Don't Need to Be Perfect

"Hey, kamu itu cantik. Ga usah malu atau minder" Buat para cewek nih, ada yang pernah ngomong sendiri di depan kaca ga kayak gini? Atau.. "Kamu ga apa-apa, kamu baik-baik Aja" ngomong gini ke diri sendiri saat sebenernya ya kamu lagi ga baik-baik Aja. Apa kamu akan ngerasa lebih baik dengan membohongi diri sendiri dengan kata-kata bak oase ? Tau ga? Kamu ga akan langsung berubah jadi cantik seperti artis-artis wanita korea yang kulitny sebening susu. Atau kamu ga akan tiba-tiba menjadi lega, dengan berpura-pura beban atau masalah kamu itu sepele atau menipu itu tidak akan membuat kamu patah, walau nyatanya remuk sudah hatimu itu. Kalau ga cantik emang kenapa? Masalah? Ga cantik bukan dosa. Selama masih ada 2 Mata, 2 hidung, 2 telinga dan 1 mulut, udah Alhamdulillah banget bukan? Ga ada dalilnya ga cantik masuk neraka. Begitupun hidup ga harus selalu tampak bahagia dan ketawa. It's okay to feel not okay dear. Ga ada gunanya menghindar dari masalah dan memaksa dir...

Sepotong Hati yang Tak Sempat Melengkapi

Banyaknya kesamaan dan tawa yang aku dan kamu miliki dan berbagai rasa yang sempat saling berbagi, membuat aku mengira kamu adalah potongan hati pelengkap milikku. Namun aku lupa satu hal, untuk dapat melengkapi satu sama lain, yang aku butuhkan bukanlah bentuk potongan yang sama, melainkan potongan yang saling menggenapi kekosongan yang aku punya dan begitupun aku yang dapat mengisi kekosongan yang kamu punya. Kita telah mencoba dalam skala waktu yang semakin lama semakin membuat aku dan kamu saling terluka, dalam pemaksaan untuk menyatukan potongan itu. Hingga akhirnya kita menyadari usaha kita lama kelamaan hanya akan merusak potongan hati yang kita punya, entah itu patah, sobek, retak ataupun memar. Semakin kita mencoba, semakin kita melukai satu sama lain hingga rasanya benturan kecil akan membuat retak menjalar dengan rapuhnya untuk saling menggugurkan. Malam itu, saat tangis antara aku dan kamu saling tertahan. Saat aku dan kamu butuh untuk saling menguatkan dan berkata, ...

A Moment To ..

it may make you struggled but remember Allah is always with you Sebagai manusia, aku, kamu ataupun mereka pasti pernah merasa beragam jenis emosional dari yang positif sampai negatif yang hampir saja membuat menyerah dan ingin bertanya: Kenapa aku? Kamu tau ga, kalau Allah lebih kenal kamu dibanding diri kamu sendiri. Jadi Allah tau kamu mampu, tugas kamu menjalaninya, mengurai benang kusut pada masalahmu, bersabar dan berdoa. Mungkin kata-kata inilah yang ingin ku katakan pada diriku sendiri saat masa-masa putus asa menghampiri. Bebaskan berekspresi, cuma jangan berlebih. Curahkan rengekan di sepertiga malam. Kalau sulit bangun masih menjeratmu, coba terus lagi dan lagi. Adukan semua ke Allah, bahkan seremeh hal: Ya Allah Aku tadi pagi kecipratan genangan air karena orang yang bawa motor disampingku. Kamu tau ga, Allah sering ajak ngobrol kita. Menjawab segala tanya yang sering kita lontarkan. Pernah suatu ketika aku bilang: "Ya Allah aku sedih, terasa penuh hati jauh dari tenang...