Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

2018 dan 2019, Pembelajaran dan Harapan

Hai 2018, Terima kasih atas waktunya, sudah hampir satu tahun kita melalui banyak hal bersama. Betapa banyak pelajaran yang kamu berikan. Dan aku tahu tidak semua pelajaran aku sukai, namun jelas semua yang kamu beri bermanfaat. Begitu banyak visi yang ingin aku gapai bersamamu, namun aku belum menyamakan langkah kita untuk sampai ke tujuan. Selama kita melewati setahun bersama, tentu kamu menyaksikan malam dan siangku yang kadang berubah tak menentu. Kau saksi terbitnya senyum di lengkung bibirku bahkan sebelum matahari menyeruakkan cahayanya. Kau saksi pula mata sembabku bagai bulan purnama, walau sabit masih menggantung mesra. Kau saksi nafasku tersekat menyesakkan dada hingga air mata dan udara tersekat di dimensi berbeda. Kau adalah tahun luar biasa bagiku. Tahun yang menguatkanku atas segala kenyataan yang memang tak selalu sesuai inginku. Kau ajarkan aku untuk bangkit dan berhenti menyandarkan harap pada bukan yang memiliki dunia. Kau tahu, betapa banyak pelajaran yang membuat

Cyber Bullying

Okay, randomly I wanna write about it. Memang sih istilah "cyber bullying" lebih ngetrend di beberapa tahun terakhir. Tapi sadar ga sadar, dimasa muda kita (sekarang ga tua-tua banget sih) semenjak kenal yang namanya internet terlebih social media, Kita pernah jadi bagian itu. Entah korban atau pelaku. Let me take my case. Years ago, waktu Facebook blm punya banyak saingan seperti sekarang ini, rasanya itu tempat populer to make virtual friends. Selain itu seperti salah satu nama fiturnya yaitu "wall", Facebook memberikan wadah untuk penggunanya menulis apa saja yang ada dikepalanya, mulai dari Hal yang bermanfaat sampai hal private pun ditulis. So do I. Sebut aja aku belum dewasa saat itu. Banyaak posting yang aku buat yang sejujurnya setelah bertahun-tahun kemudian dibaca oleh aku dihari ini semacam, Ihhhhh gw nulis apaan, malu-maluin banget. Alay Ya semacam itu ekspresi aku baca postingan lampau. Tapi ada hal yang aku sadari saat itu, semoga ini diambi

Ale dan Rosa

“Rosalinda, apakah kau mencintaiku?” tanyanya harap-harap cemas. Matanya menuju tanah tak mengarah pada lawan bicaranya. “hmmm.. aku rasa belum Alejandro.” Jawab wanita itu sambil memandang sepanjang layang-layang di langit senja. Wajah Ale semakin tertekuk menunduk. Dalam batinnya, Jadi selama ini, perhatian yang kuberikan sama sekali tak menyentuh hatinya “aku belum memutuskan akan mencintaimu atau tidak.” Lanjut Rosa. “kenapa begitu Rosalinda?” Kini wajahnya terangkat dan menatap Rosa tak percaya. “karena kau belum memutuskan, apakah kau akan menjadikanku bagian masa depanmu atau hanya tertinggal dalam masa lalu.”