Langsung ke konten utama

Metamorfosa

Siapa aku dan kamu yang sekarang, berbeda dengan aku dan kamu yang dulu.
Jadi kalau ada yang bilang "kamu udah berubah, ga kayak kamu yang dulu". Ya memang. Bahkan orang yang bilang begitu pun sudah pasti berbeda dengan dirinya yang dulu.

Karena 'Perubahan' adalah kepastian. Entah menuju ke Hal yang lebih baik atau yang lebih buruk.

Perubahan ini hasil dari proses panjang banyak kejadian dan interaksi dalam kehidupan masing-masing individu. Ada tekanan, goresan, pahatan, sayatan, pembakaran, belaian hingga pukulan yang diterima hingga pribadinya semakin terbentuk. Entah terbentuk menjadi kuat dan indah seperti intan, atau seperti kayu yang menjadi arang hingga menghilang menjadi debu.

Aku pun begitu. Aku Hari ini adalah tempaan waktu-waktu lalu. Tempaan kuat yang banyak memberikan pelajaran. Tempaan yang mengajarkan cara mengikhlaskan, merelakan, menghargai, menyayangi, dan mengelola diri sendiri.

Aku bukanlah yang paling mahir. Tapi aku lebih mahir InsyaAllah dari diriku yang dulu. Mahir dalam bagaimana mengenal diri dan memilah Mana yang baik untuk dipikirkan atau Mana yang lebih baik tidak dipikirkan.

Beriring bertambahnya usia, aku sadar masih banyak Hal yang perlu aku urus dan lurusi. Lebih dari sekedar memusingkan bagaimana orang bersikap kepadaku atau bahkan urusan orang lain yang bahkan tak bersinggungan denganku. Bukan Tak peduli. Aku sudah lelah. Energiku perlu disimpan.

Walau aku sadar Ada bagian dari diriku yang menjadi lebih baik seiring waktu. Dan Ada juga yang menurun. Namun yang patut aku syukuri adalah Allah kasih aku kesadaran. Semoga menjadi Jalan aku untuk melurusi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

You Don't Need to Be Perfect

"Hey, kamu itu cantik. Ga usah malu atau minder" Buat para cewek nih, ada yang pernah ngomong sendiri di depan kaca ga kayak gini? Atau.. "Kamu ga apa-apa, kamu baik-baik Aja" ngomong gini ke diri sendiri saat sebenernya ya kamu lagi ga baik-baik Aja. Apa kamu akan ngerasa lebih baik dengan membohongi diri sendiri dengan kata-kata bak oase ? Tau ga? Kamu ga akan langsung berubah jadi cantik seperti artis-artis wanita korea yang kulitny sebening susu. Atau kamu ga akan tiba-tiba menjadi lega, dengan berpura-pura beban atau masalah kamu itu sepele atau menipu itu tidak akan membuat kamu patah, walau nyatanya remuk sudah hatimu itu. Kalau ga cantik emang kenapa? Masalah? Ga cantik bukan dosa. Selama masih ada 2 Mata, 2 hidung, 2 telinga dan 1 mulut, udah Alhamdulillah banget bukan? Ga ada dalilnya ga cantik masuk neraka. Begitupun hidup ga harus selalu tampak bahagia dan ketawa. It's okay to feel not okay dear. Ga ada gunanya menghindar dari masalah dan memaksa dir...

Sepotong Hati yang Tak Sempat Melengkapi

Banyaknya kesamaan dan tawa yang aku dan kamu miliki dan berbagai rasa yang sempat saling berbagi, membuat aku mengira kamu adalah potongan hati pelengkap milikku. Namun aku lupa satu hal, untuk dapat melengkapi satu sama lain, yang aku butuhkan bukanlah bentuk potongan yang sama, melainkan potongan yang saling menggenapi kekosongan yang aku punya dan begitupun aku yang dapat mengisi kekosongan yang kamu punya. Kita telah mencoba dalam skala waktu yang semakin lama semakin membuat aku dan kamu saling terluka, dalam pemaksaan untuk menyatukan potongan itu. Hingga akhirnya kita menyadari usaha kita lama kelamaan hanya akan merusak potongan hati yang kita punya, entah itu patah, sobek, retak ataupun memar. Semakin kita mencoba, semakin kita melukai satu sama lain hingga rasanya benturan kecil akan membuat retak menjalar dengan rapuhnya untuk saling menggugurkan. Malam itu, saat tangis antara aku dan kamu saling tertahan. Saat aku dan kamu butuh untuk saling menguatkan dan berkata, ...

Unspoken words

Pernah ga merasa pengen cerita banyak, tapi pada akhirnya ga ada kata yang terucap selain diam? Momen ketika merasa ga ada orang yang pas buat jadi luapan curhat, sehingga aku berpikir hanya ke Allah lah aku curhat. Namun disaat aku seharusnya mulai curhat ke Allah, nyatanya lidahku pun tak tahu harus mulai dari mana. Saat itu aku hanya menatap langit yang terlihat dari sela genteng kaca tepat di atas aku duduk, disaat itu aku hanya berkata dalam hati: "Ya Allah, Engkau pasti tahu bukan?" Ya, tentunya Allah Maha Tahu, bahkan Allah tahu apapun yang aku tak mampu uraikan dalam lisan. Aku hanya menatap langit, menangis, menangis dan menangis. "Ya Allah aku takut, Ya Allah aku sedih, Ya Allah sungguh engkau lebih besar dari masalahku, Ya Allah ampuni aku, Ya Allah tolong aku, Ya Allah peluk aku, Ya Allah jangan tinggalkan aku, Aku yakin Engkau memberikan yang terbaik lebih dari yang aku inginkan." Hanya seputar itu saja yang aku ungkapkan. Aku hanya ingin bersimpuh...