Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label puisi

Genggam, Erat, Dekap

Untuk engkau yang datang Tanpa tanda lagi suara Menggenggam tanganku yang hampa Untuk melangkah bersama Hujan baru saja reda Membasahi kedua pelupuk mata Kau menatap tanpa tanya Membuatku tersenyum hingga tertawa Semua akan baik-baik saja Walau hidup kadang bergemuruh Asalkan bersama dan membersamai Ucapnya kepadaku Terima kasih telah melalui perjalanan panjang Mengisi ruang kosong dan menjawab rindu Mengurai kisah, yang sebelumnya dalam koma Hingga mencapai titik untuk bab baru Ku tak menjajikan denganku kan bahagia Ku hanya ingin bersama-sama Saling menggenggam dan mendekap Untuk melukis bahagia, bersama

Hujan

Di antara gempita warna warni Teriring awan melaju kencang nan muram Ini bukan tentang pelangi setelah hujan Tetapi hujan dan badai setelah pelangi Bayang kian menjauh dari titik temunya Terpaku pada langit yang kian menurunkan senyumnya Tak lagi manis dan ceria Tersisa hanya getir dan gelapnya Saat semuanya telah berlalu Yang tersisa hanyalah rinai basah Terbaring pada gelap malam Dalam bisu tak berdaya

Catatan Kecil saat ingin tak seirama nyata

Hari ini aku belajar mengenai salah menyalahkan saat aku berada di posisi yang disalahkan mungkin kamu akan berfikir bahwa ini hanyalah pembelaanku semata kamu tak sepenuhnya salah, tapi tak sepenuhnya benar pula setidaknya posisi ini akan menjadi pengingat bagiku saat hal-hal yang aku inginkan tak sesuai bayanganku saat hal-hal yang seharusnya ku dapatkan luput dari genggaman saat kegagalan datang mengusir mimpi keberhasilan aku sadar, saat hal-hal tak berjalan sesuai dengan rencana kita itu adalah cara Allah memberi kejutan yang kelak membuat kita terperangah tak ada gunanya menyalahkan dan mengumpat semua marahmu tapi kau hanya duduk terdiam sambil memarahi tembok membisu umpat dan penyalahanmu tak akan menemukan titik temu berupa solusi kecuali kamu bangkit dari kursi yang selalu membenarkanmu atas segalanya dan berusaha menemukan penyelesaian dari yang tak kau inginkan

Secercah Rindu

Hari ini aku belajar mengenai secercah rindu sudah lama aku pertanyakan tentang rasa itu rasa yang hilang dan meninggalkan hampa sebuah rasa tak ternilai, dimana aku merasa dekat dan akrab dengan Dia yang ku cinta.. kini rasa itu hadir, melalui sebuah goresan kecil rasa dimana aku bisa bercakap dengan Nya bercerita mesra, mengadu dan memanja menangis haru atas seberapa banyak cintaMu untukku, walau salahku tak terhitung lagi aku sadar, aku selama ini terlalu menyibukkan diri dengan hal lain hingga saat bersua dan bercakap denganmu terasa hambar, itu salahku hingga kau membuat aku dijauhkan beberapa saat oleh hal-hal yang Kau cemburui hal-hal yang membuat aku sibuk hingga tak menikmati waktu dari Mu Kau membuatku sendiri, dan menjadikan momen itu untuk membisikkan manja sapaan manisMu yang selama ini tak aku hiraukan maafkan aku selama ini menenggelamkan mesra Mu denganku bersama setumpuk urusan dunia, hingga tertindih tak terbaca hari ini Kau angkat perlahan tumpuk...

Aku Lapar

Aku Lapar, perutku berdenyit memutar rasanya ada sesuatu yang hendak aku muntahkan ia ada di tenggorokanku Aku lapar, Lambungku meraung Ususku kian memeras dindingnya agar tak terisi udara semu mungkin akan tiba waktunya lapar terkalahkan oleh waktu yang menggilas pergi semua raungan itu semua jeritan yang berubah menjadi ketiadaan

Cold Heart

Berhati dingin,pembunuh berdarah dingin, apakah sama? ya mungkin mereka sama namun beda mereka sama-sama terlihat dingin dan kejam namun,si hati dingin tak membunuh nyawa ia membunuh harapan yang belum sempat berbunga agar bisa menjadi tunas harapan baru yang lebih baik

Tentang hati,

perkara hati, ya, sering orang ku dengar menyebutnya seperti itu memang betul kadang hati sering membuat perkara yang kadang malah membuat sakit kepala hati-hati dengan hati ia bisa menjadi cahaya nurani kadang pula pengacau mimpi hati melibatkan persepsi memberikan efek getaran saat bertemu dengan medan magnetnya menyajikan sensasi resah namun menginginkan lagi tak jarang juga menghadirkan rasa bersalah saat kisahnya tak terselesaikan sempurna meninggalkan jejak dalam dalam dimensi tak teraba