Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Seni menyelamatkan si karang ini

Aku sedang diposisi yang seharusnya aku berhenti. Namun sayangnya saat aku memutuskan memulai, aku tidak menyiapkan diri untuk belajar berhenti. Aku tidak ingin menjelaskan hal apa yang aku maksud ini, bukan karena pihak yang terlibat adalah aib. Seperti api dan air yang saling berlawanan bertemu, tentu akan ada gejolak didalam wadahnya, yaitu hati. Aku salut dengan mereka yang berdiri kukuh jauh dari api, ataupun mereka yang berani memadamkan api dengan airnya. Bahkan aku termakan kata-kataku lewat temanku sebagai pengingat. Namun lagi-lagi aku hanya malu tanpa mendengarkan kata-kata itu. Aku tahu diriku. Aku adalah orang yang akan mengoreksi diriku sendiri sebelum mendengar orang lain mengoreksiku. Aku adalah orang yang akan memberontak jika orang menghakimi dan memerintahku, ya aku pemberontak yang gemar membelot. Dan aku sebagai pengoreksi diri tidak diimbangi dengan tindakan nyata, melainkan hanya berputar di kepala. Aku butuh tangan yang membantuku keluar dari lingkaran ini. O

Wanita Berdaya Ramah Keluarga

Kalau dari judulnya agak berat ya buat saya tulis karena ga ada riset atau pendapat ahli dibidang tentang keluarga dan lainnya yang berkaitan. Dalam tulisan ini, saya bukan mengurai kriteria ideal wanita dalam keluarga dan rumah tangga, karena saya pun belum berpengalaman berkeluarga mandiri, wkwk.. Okaaayy.. mari mulai masuk topik bahasan ya. Hmm.. wanita berdaya tapi tetap ramah keluarga? Di zaman sekarang, dimana wanita sudah bebas melakukan kegiatan, bebas bersekolah sampai jenjang yang tinggi dan bekerja secara aktif bahkan pada bidang yang dulu cuma pria yang ada disana. Zaman yang sering di teriaki emansipasi dan kesetaraan gender antara kaum adam dan kaum hawa, yang pada kenyataannya juga suka lucu. Misal wanita minta disetarakan kedudukannya dengan pria, seperti bisa mencapai jabatan yang sama dengan pria, bisa dapat kebebasan yang sama dengan pria deh pokoknya, tapi di kondisi tertentu wanita juga ingin diprioritaskan dan didahulukan, seperti istilah "ladies first&qu

Sebelum Habisnya Masa di Dunia

Untuk menulis ini sebenarnya agak ngeri-ngeri sedap, tentang kematian.. hmm kita ganti aja ya katanya jadi saat waktu didunia kita sudah habis. Jika membahas tentang habisnya waktu kita didunia, tentu akan menjurus tentang tujuan hidup kita yang inginnya akan berlanjut walau hidup itu telah habis. Bukan tujuan yang sebatas kita hidup, dimana saat hidup kita habis, habis pula tujuan kita dan apa yang kita usahakan sesuai cita untuk diri kita itu bisa jadi melebur bersama jasad kita atau hanya menguap dan hilang diudara. Seharusnya hal ini sudah saya pikirkan sejak lama, justru saat awal pembentukan cita-cita saya (kita) sudah diarahkan untuk tujuan setelah hidup/ akhirat, bukan hanya cita-cita seperti ingin jadi dokter atau pilot contohnya. Sepertinya sudah cukup ya intermezzo nya, sekarang saya mau membagikan apa aja yang ingin saya lakukan. 1. Jadi orang beriman kepada Allah dan mengimani Muhammad Salallahu A'laihi Wassalam. Mengapa? Krn saya pernah membaca di Al Qur'an (

How I Became who I am Now

Saat orang bilang kalau aku "baik", aku tahu saat itu Allah menutupi segala keburukan-keburukanku. Jika saja mereka tahu, pasti saja mereka akan jauh untuk terpikir seperti itu. Aku yang saat ini bukan aku yang dahulu. Selama waktu berjalan, melalui lingkunganku pula aku banyak belajar hingga aku menjadi seperti saat ini. Kalau kamu terpikir tentang sedikitnya aku bercerita tentangku kepadamu, coba tanyakan dahulu dirimu, seberapa sering kau bertanya tentangku? Seberapa ingin tahu dan antusiasnya dirimu ingin mengenalku? Dari hidup aku belajar banyak hal. Aku belajar menjadi orang yang tertutup saat orang terdekat mengabaikan dan menolak cerita antusiasku. Aku belajar untuk menonjol dan aktif dari kelompokku saat anggota kelompokku dulu meninggalkanku dan membohongiku. Aku belajar menjadi pencuriga saat orang-orang terdekatku mengkhianati dengan kata dan lakunya. Aku belajar untuk tidak mempercayai saat orang terdekatku membohongiku lebih dari sekali. Aku belajar untu

1000 Reasons to Hate and Love

Hate  dan  love , dua kata yang saling bertolak belakang tapi sama-sama punya makna yang dalam di sumber tempat yang sama, yaitu didalam hati. Dua kata ini yang merupakan jenis perasaan juga punya andil besar dalam perspektif kita. Dan dua kata ini bisa menjadi objektif sekaligus subjektif tergantung dimana meletakannya. Akan menjadi subjektif jika penilaiannya dari rasa, dan menjadi objektif jika punya landasan hukum (bagi muslim berdasarkan Al Qur’an dan Hadits). Saat kita merasakannya didalam hati, dan menujukan masing-masing dari rasa ini pada suatu hal, entah itu benda mati atau makhluk hidup, menurutku kita akan menciptakan alasan-alasan untuk mendukung rasa itu untuk dicintai/ sukai ataupun alasan-alasan yang menguatkan penolakan pada suatu hal yang tidak disukai atau dibenci. Saat kita menyukai suatu hal, walaupun banyak orang yang mempertanyakan hal yang kita sukai dan berpendapat negatif tentang pilihan kita itu, otak kita akan mencari alasan untuk membantah argument

Review K-Movie: Along with The Gods (The Two Worlds)

sumber: Asianwiki Film produksi Korea Selatan yang disutradarai oleh Kim Yong hwa dan ditulis oleh Joo Ho Min dan Kim Yong Hwa ini rilis pada penghujung tahun 2017 lalu. diproduseri oleh Choi Ji Sun, Won Dong Yeon, Kim Yong Hwa, dan Kim Ho Sung dengan durasi sekitar 139 menit ini bergenre fantasi dan drama dengan latar cerita seputar kejadian setelah mati. Film ini merupana adaptasi dari web comic berjudul Singwa Hamgge yang terbit sejak tahun 2010. Daya tarik dari film ini selain genrenya yang berbeda dari film-film drama sebelumnya, terdapat pula aktor-aktor yang namanya sudah tidak asing lagi bagi penggemar film ataupun drama korea. Aktor dan aktris yang terlibat antara lain  Cha Tae Hyun, Ha Jung Woo, Ju Ji Hun, Kim Hyang Gi, Do Kyung So (Personil EXO) dan sederet aktor aktris lain yang tidak asing lagi. Film ini dibuka dengan kematian dari tokoh utama yaitu Kim Ja Hong yang konon adalah jiwa mulia. Ja hong kemudian dikawal dan dibantu dengan 3 wali untuk menjalani seran