Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Hujan Tak Selalu Tentang Masa Lalu

Hujan.. saat dimana kenangan dan masa lalu menguap bersama panasnya bumi. Hujan.. saat rindu bersatu padu bersama aroma debu Seringnya hujan dilekatkan pada beberapa quote atau cerita-cerita percintaan. Hujan diidentikan sebagai momen yang syahdu untuk tenggelam dalam masa lalu. Namun ada perspektif berbeda yang hujan tawarkan dari sekedar mengenang mantan yang telah berlalu dan telah bahagia bersama pasangan yang baru. Hujan adalah saat langit membuka pintunya. Memberikan ruang yang tak terbatas pengetahun manusia untuk mengadu dan berdoa. Bukankah ini sangat indah? Hujan adalah saat rahmat Tuhanmu menyentuh mu dengan lembut. Membuat mu merasa Ia begitu dekat, sedekat bulir air hujan yang menyentuh kulitmu dengan sejuk. Bukankah itu sangat indah?? Hujan sebagai pembuktian betapa Maha Kaya Tuhan mu, namun tetap memberikanmu sesuai kadar kebutuhanmu. Coba bayangkan kalau hujan butirnya seperti air seember gitu. Namun Tuhan sayang padamu, hingga Ia hanya menurunkan gemericik-gemer

Aku Mencintaimu Dengan (Tak) Sederhana

Mencintaimu tak sesederhana api yang membakar kayu menjadi debu, Mencintaimu tak sesederhana angin yang menerbangkan debu sambil berlalu, Aku mencintaimu tak sesederhana seperti hati yang mudah melekat hanya karena lagu, Oleh karena itu tak sederhana pula aku melupakanmu, sebab jejakmu terlanjur membekas dihatiku Sebuah puisi pada lembar kertas yang kian menguning, yang tengah mengusang termakan usia. Kertas yang telah terabaikan 2 tahun terakhir diantara halaman buku tua yang lama tak ku jamah. Kata-kata terakhir yang ku terima sebagai pernyataan akhir dari dua orang yang saling meniadakan pada akhirnya. Bukan maksudku sengaja mengabaikannya. Tapi tak semudah itu membaca isi dan maknanya, yang bisa jadi membuatku tak ingin pergi dan menetap kembali pada hati yang sama. Selang waktu berlalu, nyatanya hatiku masih bergetar membacanya. Guratan tulisan tangannya membuatku hatiku teriris dan kian menggetar. Karena bagiku, menghapus kenangan tentangnya tak sesederhana ombak membasuh g

Titik Nol

Pernah merasa berada di titik terendah dalam kehidupan atau biasa disebut titik nol? Atau bahkan terasa lebih rendah hingga sampai titik minus? Aku pernah. Dan kondisi seperti ini kalau ga segera kita ambil tindakan dan dibuat berlarut-larut dan bertumpuk selama jangka waktu yang lama bisa-bisa kesehatan psikis kita menjadi ga sehat. Kondisi ini bisa mempengaruhi kondisi fisik juga lho. Dalam tulisan ini aku mau share tentang pengalamnku, disini aku ga akan ceritain detail latar belakang hingga berada dititik itu, tapi aku mau berbagi yang menurutku lebih penting, yaitu gimana cara keluar dari kondisi itu. Pertama aku mau kasih gambaran dari sudut pandangku tentang bagaimana rasanya berada di keadaan terendah itu. Waktu itu terasa semua serba salah, mulai dari lingkungan hingga semua orang serasa salah dimataku. Aku merasa hanya hidup sendiri dan tak ada orang lain yang peduli. Tak ada satupun orang yang aku percaya saat itu, semua aku pandang sama, yaitu sebagai orang yang selalu mem