Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Barakallah Fii Umrik, Sahabatku nan Sholehah Yuning

Maafkan temanmu yang penuh lupa ini. Bahkan tanggal lahirmu pun tak tepat kuingat saat waktu yang paling tepat. Selamat berusia 23 tahun + 3 hari sahabatku. Sedih rasannya tidak menjadi orang yang pertama mengucapkan ataupun orang yang mengucapkan di 23.59 pada tanggal 6 lalu. Semoga engkau menjadi wanita sholehah idaman surga. Jika nanti tak kau temukan ku di surga nanti, tolong ingat aku dan ajak aku bersamamu ya, jangan lupakan dan tinggalkan aku sendiri di neraka. semoga kita bisa menjadi sahabat dunia akhirat. Tahukah kalau kamu sudah banyak menginspirasiku? kau penuh talenta dan istiqomahmu membuatku ingin memikinya juga. kini kita memang memiliki beragam agenda yang berbeda, waktu kita terpisah pada kesibukan yang terpecah. Dan kadang pun aku cemburu pada sahabat-sahabatmu, dimana kalian dapat habiskan waktu bersama melakukan aktivitas bermanfaat. Semoga kita memiliki waktu yang sama untuk bercakap, bersenda gurau, berbagi ilmu, berbagi cerita, berbagi pengalaman yang dapat m

Ke-Alpa-an

Pada suatu waktu, salah seorang sahabat bertanya padaku, "apa yang membuatmu ga menangis?" ini dimaksudkan kala tekanan pekerjaan begitu banyak. Bukan tak pernah merasa tekanan, kala itu aku menjawab, "kalaupun aku menangis, tak ada yang membantu, tetap aku yg harus menghandle dan koordinasi semuanya." Ya, pandangan monsterku muncul lagi. Pandangan yang keliru, sombong dan egois itu kembali lagi. Pandangan dimana orang-orang disekitarku tak bersumbangsih apa-apa bagiku. Pandangan aku dapat mandiri tanpa bantuan siapapun. Aku telah sombong dan meniadakan segala bantuan orang-orang disekitarku, dan pula meniadakan bantuan Allah hanya karena kenangan monster yang pernah membuat aku menjadi batu. Sungguh aku telah berkata yang tak baik dan berpandangan keliru. Semoga Allah memberikan ampunan bagi manusia penuh dosa ini. adapun seharusnya aku tak menangis hanyalah karena Allah lebih besar dari segala masalahku, Allah sungguh sayang kepada kami melalui limpahan rizki

Catatan Kecil saat ingin tak seirama nyata

Hari ini aku belajar mengenai salah menyalahkan saat aku berada di posisi yang disalahkan mungkin kamu akan berfikir bahwa ini hanyalah pembelaanku semata kamu tak sepenuhnya salah, tapi tak sepenuhnya benar pula setidaknya posisi ini akan menjadi pengingat bagiku saat hal-hal yang aku inginkan tak sesuai bayanganku saat hal-hal yang seharusnya ku dapatkan luput dari genggaman saat kegagalan datang mengusir mimpi keberhasilan aku sadar, saat hal-hal tak berjalan sesuai dengan rencana kita itu adalah cara Allah memberi kejutan yang kelak membuat kita terperangah tak ada gunanya menyalahkan dan mengumpat semua marahmu tapi kau hanya duduk terdiam sambil memarahi tembok membisu umpat dan penyalahanmu tak akan menemukan titik temu berupa solusi kecuali kamu bangkit dari kursi yang selalu membenarkanmu atas segalanya dan berusaha menemukan penyelesaian dari yang tak kau inginkan

Secercah Rindu

Hari ini aku belajar mengenai secercah rindu sudah lama aku pertanyakan tentang rasa itu rasa yang hilang dan meninggalkan hampa sebuah rasa tak ternilai, dimana aku merasa dekat dan akrab dengan Dia yang ku cinta.. kini rasa itu hadir, melalui sebuah goresan kecil rasa dimana aku bisa bercakap dengan Nya bercerita mesra, mengadu dan memanja menangis haru atas seberapa banyak cintaMu untukku, walau salahku tak terhitung lagi aku sadar, aku selama ini terlalu menyibukkan diri dengan hal lain hingga saat bersua dan bercakap denganmu terasa hambar, itu salahku hingga kau membuat aku dijauhkan beberapa saat oleh hal-hal yang Kau cemburui hal-hal yang membuat aku sibuk hingga tak menikmati waktu dari Mu Kau membuatku sendiri, dan menjadikan momen itu untuk membisikkan manja sapaan manisMu yang selama ini tak aku hiraukan maafkan aku selama ini menenggelamkan mesra Mu denganku bersama setumpuk urusan dunia, hingga tertindih tak terbaca hari ini Kau angkat perlahan tumpuk

Aku Lapar

Aku Lapar, perutku berdenyit memutar rasanya ada sesuatu yang hendak aku muntahkan ia ada di tenggorokanku Aku lapar, Lambungku meraung Ususku kian memeras dindingnya agar tak terisi udara semu mungkin akan tiba waktunya lapar terkalahkan oleh waktu yang menggilas pergi semua raungan itu semua jeritan yang berubah menjadi ketiadaan

Cold Heart

Berhati dingin,pembunuh berdarah dingin, apakah sama? ya mungkin mereka sama namun beda mereka sama-sama terlihat dingin dan kejam namun,si hati dingin tak membunuh nyawa ia membunuh harapan yang belum sempat berbunga agar bisa menjadi tunas harapan baru yang lebih baik

Analogi Matahari

dua momentum itu telah merubah matahari cerah membeku dalam lapisan es tak biasa ya, hanya dua momentum sederhana namun berakibat luar biasa walau sudah terkungkung es, matahari itu masih bersinar bukan lagi sinar yang menghangatkan, namun sinar dingin yang menusuki tulang-tulang matahari terjebak dalam penjara tak berpintu terduduk ringkih tak berdaya dalam ruang semu matahari menatap sendu kepada bumi, "apa yang harus aku lakukan? aku tak mau membuat mereka mati karena sinarku yang tak lagi hangat memeluk, sinarku kini telah berubah,kini ia hanyalah pemadam harapan,penghapus mimpi" matahari menutup matanya, dan menarik sinarnya perlahan, hingga redup, redup dan gelap gulita kini matahari tak hanya terpenjara dalam ruang es, namun juga tenggelam dalam ketakutan tak bergeming, tak bersuara posisinya pun tak berubah sejak pertama ia tutup mata dalam batinnya, berulang ia gumamkan "bagaimana caranya aku keluar

Tentang hati,

perkara hati, ya, sering orang ku dengar menyebutnya seperti itu memang betul kadang hati sering membuat perkara yang kadang malah membuat sakit kepala hati-hati dengan hati ia bisa menjadi cahaya nurani kadang pula pengacau mimpi hati melibatkan persepsi memberikan efek getaran saat bertemu dengan medan magnetnya menyajikan sensasi resah namun menginginkan lagi tak jarang juga menghadirkan rasa bersalah saat kisahnya tak terselesaikan sempurna meninggalkan jejak dalam dalam dimensi tak teraba

Kita sama, sama-sama bahagia

Bahagia, sedih, kecewa, marah  dan berbagagai macam kata yang menggambarkan emosional tak memiliki parameter eksak dalam penilaiannya. semua hanya persepsi, sudut pandang mana yang kita pilih untuk melihatnya dan langkah apa untuk menghadapinya jadi tak ada kata seseorang lebih bahagia dari seseorang lainnya ataupun sebaliknya kita sama, sama-sama bahagia, selama kita memilih untuk itu