Langsung ke konten utama

Postingan

Renunganku

  rasanya.. ya sedih, kenapa hal itu harus dikeluarkan disaat emosiku sebenarnya juga sedang menggembung dan siap meledak. Kenapa pas banget saat aku mau pergi survey? Dalam hatiku ga bisa ditunda ya sampe aku pulang survey? Sebelum dia menyatakan untuk hidup masing-masing dan saling tidak ketergantungan, aku sudah berpikir kita memang sudah seharusnya mulai belajar menjauh. Tapi.. aku tidak menyangka ini terjadi seperti bom. Aku akui aku overreacting, overthinking saat dia mulai menyinggungku dengan kata-katanya. Saat dia bilang ga mau di gitu-gitu lagi karena kata-kataku pada malam sebelumnya bilang aku sedih saat dia lama merespon dan responnya ga nyambung. Seperti aku yang berusaha untuk ada dan menanggapi kata-katanya, dan aku merasa apa yang aku katakan itu bagai angin lalu, yang mostly saat aku mengutarakan sesuatu dia malah membuka topik yang lain tentangnya. Aku merasa tidak dilihat ada.   Iya, memang timing yang tidak tepat kurasa sampai semuanya meledak seperti itu. Dan juga
Postingan terbaru

Lintasan Kita

Aku.. lebih suka mendengar kata “menyayangi diri sendiri” dibanding “mengasihani diri sendiri”.  Jika kita membandingkan kesulitan, kesusahan, kenestapaan, penderitaan dan merasa kitalah yang paling merana dibanding orang lainnya serta saling berbantah untuk memenangkan kesengsaraan.. apa yang akan kita dapatkan? Apa yang akan kita menangkan? Pemenang itu mendapatkan hadiah yang membuat bahagia, bukan mendapatkan kesusahan yang paling dalam. Masing-masing kita berjalan dalam rel kehidupan berbeda. Tentu, kalau sama kita akan bertumbukan. Ada yang seiring berdampingan, ada yang berbelok dan menjauh, adapula jalur yang merapat. Tujuan kita beda-beda, jadi tak perlu risau jika stasiun pemberhentian kita berbeda. Fokus dengan tujuan tentu bagus, agar kita tidak tersesat ataupun terjatuh dijalan. Namun berbahagia dengan berkilo-kilometer yang sudah kita lewati pun sangat menyenangkan. Mengapa kita menginginkan sesuatu yang belum kita miliki, jika yang kita miliki melebihi apa yang kita ingi

Reflecting Ourself

 having knowledges about a lot of stuff is good, and  having a knowledge about ourselves is the best way to start. sometime we start to learn about what in the outside, about people, how to make them happy, about what their favorite and many more. But, have you ever asked yourself about yourself? reflecting yourself in the mirror, looking yourself deeply, honestly saying everything you wanna say and expressing your truly emotion? sometimes we're prisoned in a streotype that making us keep a lot of things, a lot of emotion inside because one or another things, because we're trying to preventi hurt in other, but we're hurting ourself. we're pretending to be strong, to be happy, to be okay, but there're false. like a child who need help from adult to define what emotion they feel, an empathy for what their feel, and help them after they know what they feel so they can take an action which suitable for them. have we done it to ourselves? i think we need time for ourself

Khayalin Dulu Aja

Aku mau cerita, Jadi hari ini aku buat list tujuan-tujuan finansialku beserta tahun target. Dan kamu tahu besaran uang yang aku tulis untuk mencapai tujuan-tujuan itu? Sepertinya hampir 100 juta rupiah. Atau lebih ya? Lupa aku tapi ya sekitar itu. Dalam jangka waktu 5-6 tahun Setelah aku nulis itu ya, kayak pengen bilang sama diri sendiri: Woyy duit dari mana segitu banyak, dalam jangka waktu segitu. Sedangkan cicilan-cicilan aja yang mengalokasi hampir setengah gajiku belum lunas. Jadi pengen ketawa ngenes, tapi aku pengen tujuan-tujuan itu kecapai. Tapi gatau gimana caranya 🤣🤣 Kalau hitung-hitungan manusia, apalagi dengan laju inflasi, makin pusing aku, wkwkw tapi Allah kan Maha Kaya, ga ada yang ga mungkin. Sebelum uangnya ada, aku khayalin dulu aja, kan Allah sesuai prasangka hambaNya (Rayuan maksa hehehe) Kan aku pernah baca buku “Secret” judulnya. Ini tentang kekuatan pikiran. Apa yang sering kita pikirkan, begitulah semesta akan bekerja sesuai yang kita pikirin.

Banyak Keluh, Sedikit Syukur : Aku

Bismillahirrohmanirrohim Ada satu ayat yang relate banget sama situasi kita yang kayak sekarang ini. Katakanlah, "Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur." (Al Mulk : 23) .. Sedikit sekali kamu bersyukur.. Bukan, aku bukan mau cerita kalau ini kamu. Tapi ini tentang aku, iya, ini tentang aku. Di masa-masa serba terbatas gini, gerak terbatas sampai uang pun terbatas. Aku, sebagai manusia, sering banget ngeluhnya. Iya, aku manusia. Allah sebutkan manusia itu tukang ngeluh, ya aku ini contohnya. Saat mengeluh itu, aku lupa, kalau Allah udah kasih aku banyak banget. Kalau dibandingin sama yang aku belum dapat atau sesuatu yang hilang dari aku atau sesuatu yang ga jadi aku dapet, ya jauh banget. Yang Allah kasih tuh lebih dari segala yang aku keluhin. Terus Allah bilang lagi: .. sedikit sekali kamu bersyukur .. Allah sebut lagi menunjuk aku, aku hambaNya yang tuka

Salam

Assalamu’alaikum shalihin, shalihat dan manusia penduduk bumi It’s okay walau pembaca blog ini ga sebanyak itu 😁 Kali ini aku pengen cerita betapa Allah selalu mendengar kita. Jadi belum lama sekilas aku denger tausiah ustadz Adi (semoga Allah selalu menyayangi beliau) tentang orang yang puasa itu doa nya ga sekedar doa niat sahur atau doa berbuka aja. Tapiiii.. sebelumnya udah pada tau kan kalau salah satu keadaan ga tertolak doa itu adalah saat orang berpuasa hingga dia berbuka? Yup.. Kata ustad Adi, momen berbuka itu harus dimaksimalin doa nya. Berdoa atas syukur nikmat sahur, puasa, berbuka dan segala kenikmatan dan rahmat yang Allah berikan kepada kita, termasuk mendoa kan pandemi ini segera berakhir dan doa-doa lain yang kita butuhkan/ inginkan. Kalau soal doa meminta, pastilah nomor 1 buat list mau apa aja, (hmm walau amal sama dosanya aku bikin malu pas mau kasih proposal doa ke Allah ya) Antara kemarin atau dua hari yang lalu, aku praktekan. Ditambah lagi saat i

Islam: Kehidupan secara Holistik

Kadang agama hanya dikaitkan dengan urusan beribadah Aja, padahal Islam sebagai agama mencangkup kehidupan secara menyeluruh, percaya ga? Lagi pengen sharing aja, jadi santai aja saya cara nulisnya yaa.. Awalnya pengen nulis ini karena beberapa kali komentar: "Jangan baca buku tentang agama Aja, baca juga buku2 lain, misal filsafat dll buat menyeimbangkan." Okay.. hmm mulai dari Mana ya. Jadi dalam Islam itu seperti yang disebutin di awal paragraf bukan cuma ngatur ibadah aja, bukan cuma ngatur deketin diri ke Allah tapi mengabaikan dunia. Ilmu-ilmu yang banyak berkembang sekarang ini, buah hasil ilmuwan Islam, ya cuma banyak yang diaku sebagai hasil dunia Barat. Di Al Quran, begitu banyak diterangkan tentang banyak hal. Dunia perang, dunia kesehatan, dunia astronomi, dunia teknik, dunia sosial, dunia psikologi, sastra, filsafat, dunia suami istri, parenting, dunia politik, teori pembentukan Alam semesta, teori perkembangan Janin manusia dan masih banyak lagi, oiya termasuk s