Langsung ke konten utama

What a great day today, right?

Unpredicted? Suprised? Were you joking around? Hey today was so awsome, and but not that great in the start when the meeting catched its mid.
Jujur sejujurnya, saya kesel, jengkel, marah dan mungkin mata saya merah menahan itu semua, karena ga mau pecah nangis gara2 hal ttg cerita dan omongn ga penting itu. Ga sedih, dan ga marah sama diri sendiri. Cuma "knp ngasih spot buat jadi bulanan?" "Harus jd lebih cerdas kedepannya."
Yups, sebenarnya sy lg diperjalanan, dipertengahan dalam memberikan sugesti positif ttg org itu, memberikan sugesti, dia ga seburuk dr desas desus yg beredar, dan ingin memperlakukan dia dengan lebih baik dan manusiawi. Tapi cerita hari ini, mematahkan semuanya jadi kepingan (hahaha.. It sounds a lil bit dramatic i think). Yang terlintas siang tadi, "cerita yg sebenernya diceritain sebagian ini, bukan versi lengkapnya kesebar luas ya? Owh gitu ya? Sy terlihat memalukan ya sampe ke tempat itu cuma pengen makan gratis ya? Owh gitu ya padahal kenapa sy ga naik pun udh tau ttp jadi bahan? Yayaya.. Sy pengemis? Miskin? Atau apalah, ya bedalah ya sama situ yg uangnya dimana2 sampe supaya org tau di infoin padahal ga da yg nanya. Ya sutralah. Padahal sy ga dibayarin tuh, akhirnya bayar sendiri kan, dan sy oke2 aja. Don't you spread a rumour with a complete story? Yaa.. Kamu pasti bukan sutradara yg baik, atau what the" kasar ya? Hmm.. Itu kebiasaan buruk saya yg saya harus hilangin. Terlalu cepat panas, padahal turun ademnya pun cepet. Seperti yg pernah sy tonton dr salah satu drama, dlm penyelidikan kasus kita harus menempatkan sesuatu dalam praduga tak bersalah, sy coba untuk itu, tujuan utamanya supaya ga kesiksa sama kesel berkepanjangan sih. Karena kesel dan dendam itu nyiksa bgt, suer lah. Dan saya sekarang udaaaahhhh calm down bener2 tenang dan bahagia. Padahal sebelumnya sempet rencanain klakuan2 psycho dan bikin org itu meringis takut (oke kebanyakan nonton drama) tapi ga boleh ga boleh, ga mau keterusan punya penyakit mental begitu.
Dalam dunia kerja, situasi udah jauh berbeda dr dunia sekolah dan kuliah, apalagi dunia anak2. Ada persaingan berbeda, entah untuk kedudukan, uang atau diakui dalam suatu klan. Dunia kejam nak, tapi neraka jauh lebih kejam ga ada ampun cuy. Untuk suka atau ga suka adalah hak pribadi masing-masing, langkah apa yg di ambil pun tanggung jawab masing-masing. You hate me or you spread fake rumour about me or you mock me, what ever bad things you did, i don't care, i don't need to and i don't have to. Dan apapun yg sy lakukan adalah hak sy, mau saya suka, ga suka dan sebel, karena semua yg saya lakukan itu sy yg akan pertanggung jawab semuanya. Toh dosa nanggung masing2 kan? Dan semua ada konsekuensinya. Klo baik sesuai jalur yg Allah ridhoi dapet pahala dan klo sebaliknya dapet dosa. Dan sy ga memilih buat ikut2n cara2 kotor (siapapun yg mlakukan hal kotor ataupun provokasi), ga ada nilainya. Karena dengan mereka bicara dibelakang, berarti saya ada di depan mereka. Sy ga ada masalah dengan anda, andalah yg punya masalah dengan diri anda sendiri. Dan hal lain yg membuat sy meredakan emosi sy adalah, kisah Baginda Nabi Muhammad yg dicaci maki dan diludahi oleh pngemis buta setiap hari, tapi Beliau tetap dengan sabar dan ikhlas menyuapi org yg mencacinya itu. Beliau yg begitu mulia saat dicaci saja ga bales caci (sempet sih sedikit kasih umpatan, sedikit kok sedikit), apalagi saya yg masih banyak kurang dan hinanya. Inilah yg membuat sy merasa lebih nyaman dengan hati saya. Alhamdulillah wa syukrillah Allah masih memberikan cahaya pengingatnya kepada sy supaya ga kejebak dendam dan perbuatan buruk lainnya. Dengan adanya insiden ini, membuat sy merasa masih disayangi Allah dengan masih dijaga dan dituntun hatinya kejalan yg lebih baik.
Dan mungkin bbrp org hari ini melihat sisi lain sy (atau sudah ya sebelumnya hihi). Sebelumnya selain org yg sudah lama kenal, mngkin menganggap sy halus, sopan dan lembut (in your mind yu) hohoo.. But today, they saw the other side of me. Sisi hitam saya, ecieee.. Haha.. Ekspresi benci, marah dan kasar. Selama ini sy berusaha lebih kalem dan sopan karena sy tau banyak hal buruk dlm diri sy yg perlu diperbaiki. Dan sy dlm proses perbaikan bukan jd muka dua. Semoga terhindar dr menjadi atau dekat dengan tipe org bermuka dua aka munafik. Sy sempet menyelak kata2 pimpinan rapat saat bilang dia itu "teman" dengan "ga juga sih".
Tapi kata2 dan statement itu ga sy cabut walau saya sudah mngurangi emosi. Org2 yg berbuat itu atau hal-hal lain semacam itu kepada siapapun walau bukan sy adalah bukan teman. Karena definisi teman itu bukan menjatuhkan, tapi membangun bersama agar kita menuju yg lebih baik bersama-sama menurut sy. Dan menegur secara individu bukan menjatuhkan. Statement ini juga berlaku untuk sy kalau sy berbuat tak baik. Semoga selalu dalam lindungan dan arahan Allah agar ga terjebak pada kesalahan serupa atau yg lebih buruk. No one can be trust, the absolute trust is just for Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

You Don't Need to Be Perfect

"Hey, kamu itu cantik. Ga usah malu atau minder" Buat para cewek nih, ada yang pernah ngomong sendiri di depan kaca ga kayak gini? Atau.. "Kamu ga apa-apa, kamu baik-baik Aja" ngomong gini ke diri sendiri saat sebenernya ya kamu lagi ga baik-baik Aja. Apa kamu akan ngerasa lebih baik dengan membohongi diri sendiri dengan kata-kata bak oase ? Tau ga? Kamu ga akan langsung berubah jadi cantik seperti artis-artis wanita korea yang kulitny sebening susu. Atau kamu ga akan tiba-tiba menjadi lega, dengan berpura-pura beban atau masalah kamu itu sepele atau menipu itu tidak akan membuat kamu patah, walau nyatanya remuk sudah hatimu itu. Kalau ga cantik emang kenapa? Masalah? Ga cantik bukan dosa. Selama masih ada 2 Mata, 2 hidung, 2 telinga dan 1 mulut, udah Alhamdulillah banget bukan? Ga ada dalilnya ga cantik masuk neraka. Begitupun hidup ga harus selalu tampak bahagia dan ketawa. It's okay to feel not okay dear. Ga ada gunanya menghindar dari masalah dan memaksa dir...

Sepotong Hati yang Tak Sempat Melengkapi

Banyaknya kesamaan dan tawa yang aku dan kamu miliki dan berbagai rasa yang sempat saling berbagi, membuat aku mengira kamu adalah potongan hati pelengkap milikku. Namun aku lupa satu hal, untuk dapat melengkapi satu sama lain, yang aku butuhkan bukanlah bentuk potongan yang sama, melainkan potongan yang saling menggenapi kekosongan yang aku punya dan begitupun aku yang dapat mengisi kekosongan yang kamu punya. Kita telah mencoba dalam skala waktu yang semakin lama semakin membuat aku dan kamu saling terluka, dalam pemaksaan untuk menyatukan potongan itu. Hingga akhirnya kita menyadari usaha kita lama kelamaan hanya akan merusak potongan hati yang kita punya, entah itu patah, sobek, retak ataupun memar. Semakin kita mencoba, semakin kita melukai satu sama lain hingga rasanya benturan kecil akan membuat retak menjalar dengan rapuhnya untuk saling menggugurkan. Malam itu, saat tangis antara aku dan kamu saling tertahan. Saat aku dan kamu butuh untuk saling menguatkan dan berkata, ...

Unspoken words

Pernah ga merasa pengen cerita banyak, tapi pada akhirnya ga ada kata yang terucap selain diam? Momen ketika merasa ga ada orang yang pas buat jadi luapan curhat, sehingga aku berpikir hanya ke Allah lah aku curhat. Namun disaat aku seharusnya mulai curhat ke Allah, nyatanya lidahku pun tak tahu harus mulai dari mana. Saat itu aku hanya menatap langit yang terlihat dari sela genteng kaca tepat di atas aku duduk, disaat itu aku hanya berkata dalam hati: "Ya Allah, Engkau pasti tahu bukan?" Ya, tentunya Allah Maha Tahu, bahkan Allah tahu apapun yang aku tak mampu uraikan dalam lisan. Aku hanya menatap langit, menangis, menangis dan menangis. "Ya Allah aku takut, Ya Allah aku sedih, Ya Allah sungguh engkau lebih besar dari masalahku, Ya Allah ampuni aku, Ya Allah tolong aku, Ya Allah peluk aku, Ya Allah jangan tinggalkan aku, Aku yakin Engkau memberikan yang terbaik lebih dari yang aku inginkan." Hanya seputar itu saja yang aku ungkapkan. Aku hanya ingin bersimpuh...