Langsung ke konten utama

Banyak Keluh, Sedikit Syukur : Aku

Bismillahirrohmanirrohim

Ada satu ayat yang relate banget sama situasi kita yang kayak sekarang ini.


Katakanlah, "Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur." (Al Mulk : 23)


.. Sedikit sekali kamu bersyukur..

Bukan, aku bukan mau cerita kalau ini kamu. Tapi ini tentang aku, iya, ini tentang aku.

Di masa-masa serba terbatas gini, gerak terbatas sampai uang pun terbatas. Aku, sebagai manusia, sering banget ngeluhnya.

Iya, aku manusia.
Allah sebutkan manusia itu tukang ngeluh, ya aku ini contohnya.

Saat mengeluh itu, aku lupa, kalau Allah udah kasih aku banyak banget. Kalau dibandingin sama yang aku belum dapat atau sesuatu yang hilang dari aku atau sesuatu yang ga jadi aku dapet, ya jauh banget. Yang Allah kasih tuh lebih dari segala yang aku keluhin.

Terus Allah bilang lagi:

.. sedikit sekali kamu bersyukur ..

Allah sebut lagi menunjuk aku, aku hambaNya yang tukang ngeluh tapi sedikit bersyukur.

Allah Maha Baik, negur aja halus banget ya. Coba kita manusia kalau ketemu ke sesama manusia yang nyebelin yang udah kita kasih banyak kebaikan tapi masih ngedumel aja malah ga bilang makasih saat kita kasih sesuatu bilangnya apa coba?

Kali ini aku cuma mau bilang sama diriku. Yang memang Allah ciptakan sebagai manusia, disamping makhluk yang Allah sempurnakan penciptaanNya, Allah titipkan pula kekurangan. Aku mau bilang:

“Kamu manusia, kamu mengeluh, mengeluh itu hanya luapan emosi, luapan yang perlu kamu kendalikan bukan kamu pendam. Iya gapapa kamu alirkan emosi itu, tapi keluh itu jangan sampai buat kamu lupa bersyukur.
Gapapa kalau hati kamu masih perlu waktu untuk meresapi syukur, hingga syukur itu tidak sebatas dilisan kamu, tapi juga di hati kamu”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

You Don't Need to Be Perfect

"Hey, kamu itu cantik. Ga usah malu atau minder" Buat para cewek nih, ada yang pernah ngomong sendiri di depan kaca ga kayak gini? Atau.. "Kamu ga apa-apa, kamu baik-baik Aja" ngomong gini ke diri sendiri saat sebenernya ya kamu lagi ga baik-baik Aja. Apa kamu akan ngerasa lebih baik dengan membohongi diri sendiri dengan kata-kata bak oase ? Tau ga? Kamu ga akan langsung berubah jadi cantik seperti artis-artis wanita korea yang kulitny sebening susu. Atau kamu ga akan tiba-tiba menjadi lega, dengan berpura-pura beban atau masalah kamu itu sepele atau menipu itu tidak akan membuat kamu patah, walau nyatanya remuk sudah hatimu itu. Kalau ga cantik emang kenapa? Masalah? Ga cantik bukan dosa. Selama masih ada 2 Mata, 2 hidung, 2 telinga dan 1 mulut, udah Alhamdulillah banget bukan? Ga ada dalilnya ga cantik masuk neraka. Begitupun hidup ga harus selalu tampak bahagia dan ketawa. It's okay to feel not okay dear. Ga ada gunanya menghindar dari masalah dan memaksa dir...

Sepotong Hati yang Tak Sempat Melengkapi

Banyaknya kesamaan dan tawa yang aku dan kamu miliki dan berbagai rasa yang sempat saling berbagi, membuat aku mengira kamu adalah potongan hati pelengkap milikku. Namun aku lupa satu hal, untuk dapat melengkapi satu sama lain, yang aku butuhkan bukanlah bentuk potongan yang sama, melainkan potongan yang saling menggenapi kekosongan yang aku punya dan begitupun aku yang dapat mengisi kekosongan yang kamu punya. Kita telah mencoba dalam skala waktu yang semakin lama semakin membuat aku dan kamu saling terluka, dalam pemaksaan untuk menyatukan potongan itu. Hingga akhirnya kita menyadari usaha kita lama kelamaan hanya akan merusak potongan hati yang kita punya, entah itu patah, sobek, retak ataupun memar. Semakin kita mencoba, semakin kita melukai satu sama lain hingga rasanya benturan kecil akan membuat retak menjalar dengan rapuhnya untuk saling menggugurkan. Malam itu, saat tangis antara aku dan kamu saling tertahan. Saat aku dan kamu butuh untuk saling menguatkan dan berkata, ...

Unspoken words

Pernah ga merasa pengen cerita banyak, tapi pada akhirnya ga ada kata yang terucap selain diam? Momen ketika merasa ga ada orang yang pas buat jadi luapan curhat, sehingga aku berpikir hanya ke Allah lah aku curhat. Namun disaat aku seharusnya mulai curhat ke Allah, nyatanya lidahku pun tak tahu harus mulai dari mana. Saat itu aku hanya menatap langit yang terlihat dari sela genteng kaca tepat di atas aku duduk, disaat itu aku hanya berkata dalam hati: "Ya Allah, Engkau pasti tahu bukan?" Ya, tentunya Allah Maha Tahu, bahkan Allah tahu apapun yang aku tak mampu uraikan dalam lisan. Aku hanya menatap langit, menangis, menangis dan menangis. "Ya Allah aku takut, Ya Allah aku sedih, Ya Allah sungguh engkau lebih besar dari masalahku, Ya Allah ampuni aku, Ya Allah tolong aku, Ya Allah peluk aku, Ya Allah jangan tinggalkan aku, Aku yakin Engkau memberikan yang terbaik lebih dari yang aku inginkan." Hanya seputar itu saja yang aku ungkapkan. Aku hanya ingin bersimpuh...