Langsung ke konten utama

180°

Hidup bisa berubah 180° semudah membalikan telapak tangan

Aku, kamu ataupun mereka, pasti pernah ataupun sedang mengalami perubahan hidup yang signifikan, yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Semua terasa berputar balik.

Aku? Pernah.

Tertipu puluhan juta, uang hasil mengumpulkannya sedikit-sedikit raib tanpa jejak. Impian kami hilang. Hingga akhirnya kami mengikhlaskan.

Bapak sakit hingga akhirnya Allah lebih menyayanginya.

Dalam durasi seminggu. Bapak sakit yang begitu cepat menurunnya. Dari yang hilang kemampuan bicara, hingga didiagnosa stroke dan setengah badannya tak dapat berfungsi. Aku yang selama hidup, belum pernah merasa sulit secara finansial karena kedua orang tua selalu mencukupi dan kakak-kakak yang selalu memberikanku banyak hal, baru kali itu merasa sempit dan bingung Cari uang kemana, karena gaji penuhku saja hanya cukup membiayai obat setengah bulan, itupun kalau tidak dipotong untuk makan dan transport.
Tidur dialas seadanya bersama keluarga pasien lain. Makan satu nasi bungkus berdua, selain makan untuk kebutuhan, tapi juga untuk hemat biaya. Aku tau masih ada yang mengalami lebih buruk dari aku. Alhamdulillah walau kadang terasa sempit, tapi Allah cukupkan saja setiap ada kebutuhan waktu itu. Dalam sehari hanya dihabiskan untuk menunggu jam besuk 2 Kali sehari.

Life paused. 

Saat memasuki lorong ruang HCU, walau belum ada yang kasih tau apa yang terjadi. Ku merasa orang-orang disekitar melihat ke arah ku. 

Ada yang ga beres pikirku

Padahal hari itu, salah seorang kawan baru saja bersiap mau membesuk. Tapi ternyata berubah untuk melayat.

Mudah bagi Allah untuk mengubah keadaan. Dari lapang menjadi sempit, dan dari sempit menjadi lapang. Semoga kami menambah syukur.

Sejujurnya, salah satu hal yang berat adalah saat harus menjelaskan bagaimana kronologi perginya bapak. Dan saat harus menjelaskannya berulang kali pada setiap orang yang datang melayat.

Sebentar lagi 1 tahun bapak pergi. Tapi aku masih belum menghilangkan kekhawatirannya padaku saat ia masih hidup. Semoga aku bisa menghilangkan kekhawatiran emak dan menjadi anak yang sholehah lagi baik dan membahagiakan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

You Don't Need to Be Perfect

"Hey, kamu itu cantik. Ga usah malu atau minder" Buat para cewek nih, ada yang pernah ngomong sendiri di depan kaca ga kayak gini? Atau.. "Kamu ga apa-apa, kamu baik-baik Aja" ngomong gini ke diri sendiri saat sebenernya ya kamu lagi ga baik-baik Aja. Apa kamu akan ngerasa lebih baik dengan membohongi diri sendiri dengan kata-kata bak oase ? Tau ga? Kamu ga akan langsung berubah jadi cantik seperti artis-artis wanita korea yang kulitny sebening susu. Atau kamu ga akan tiba-tiba menjadi lega, dengan berpura-pura beban atau masalah kamu itu sepele atau menipu itu tidak akan membuat kamu patah, walau nyatanya remuk sudah hatimu itu. Kalau ga cantik emang kenapa? Masalah? Ga cantik bukan dosa. Selama masih ada 2 Mata, 2 hidung, 2 telinga dan 1 mulut, udah Alhamdulillah banget bukan? Ga ada dalilnya ga cantik masuk neraka. Begitupun hidup ga harus selalu tampak bahagia dan ketawa. It's okay to feel not okay dear. Ga ada gunanya menghindar dari masalah dan memaksa dir...

Sepotong Hati yang Tak Sempat Melengkapi

Banyaknya kesamaan dan tawa yang aku dan kamu miliki dan berbagai rasa yang sempat saling berbagi, membuat aku mengira kamu adalah potongan hati pelengkap milikku. Namun aku lupa satu hal, untuk dapat melengkapi satu sama lain, yang aku butuhkan bukanlah bentuk potongan yang sama, melainkan potongan yang saling menggenapi kekosongan yang aku punya dan begitupun aku yang dapat mengisi kekosongan yang kamu punya. Kita telah mencoba dalam skala waktu yang semakin lama semakin membuat aku dan kamu saling terluka, dalam pemaksaan untuk menyatukan potongan itu. Hingga akhirnya kita menyadari usaha kita lama kelamaan hanya akan merusak potongan hati yang kita punya, entah itu patah, sobek, retak ataupun memar. Semakin kita mencoba, semakin kita melukai satu sama lain hingga rasanya benturan kecil akan membuat retak menjalar dengan rapuhnya untuk saling menggugurkan. Malam itu, saat tangis antara aku dan kamu saling tertahan. Saat aku dan kamu butuh untuk saling menguatkan dan berkata, ...

A Moment To ..

it may make you struggled but remember Allah is always with you Sebagai manusia, aku, kamu ataupun mereka pasti pernah merasa beragam jenis emosional dari yang positif sampai negatif yang hampir saja membuat menyerah dan ingin bertanya: Kenapa aku? Kamu tau ga, kalau Allah lebih kenal kamu dibanding diri kamu sendiri. Jadi Allah tau kamu mampu, tugas kamu menjalaninya, mengurai benang kusut pada masalahmu, bersabar dan berdoa. Mungkin kata-kata inilah yang ingin ku katakan pada diriku sendiri saat masa-masa putus asa menghampiri. Bebaskan berekspresi, cuma jangan berlebih. Curahkan rengekan di sepertiga malam. Kalau sulit bangun masih menjeratmu, coba terus lagi dan lagi. Adukan semua ke Allah, bahkan seremeh hal: Ya Allah Aku tadi pagi kecipratan genangan air karena orang yang bawa motor disampingku. Kamu tau ga, Allah sering ajak ngobrol kita. Menjawab segala tanya yang sering kita lontarkan. Pernah suatu ketika aku bilang: "Ya Allah aku sedih, terasa penuh hati jauh dari tenang...