Jika sedih adalah satu kata sebelum koma, maka masih ada cerita lain untuk mengakhiri bertemu titik. Dan cerita pun tak berhenti dari sekedar kalimat berjumpa titik hingga lembarnya terkumpul menjadi satu cerita utuh.
"Kita telah menyepakati, bahwa kita berhenti pada tanda koma ini. Aku tak tahu apakah akan berakhir dengan orang yang berbeda atau denganmu hingga menemui titik."
"Lalu?" Tanyanya lirih.
"Lalu apa?"
"Ya bagaimana bisa kau tidak menangis?" Tanyanya semakin penasaran.
"Aku hanya tak menangis hari ini, di depanmu. Sudah aku habiskan semua sesak dan tangisku saat tak ada satu orang pun yang tahu, hingga tak tersisa."
Dia mengernyitkan dahinya, lalu tertunduk.
"Hidupku harus tetap berjalan. Aku tak boleh berhenti dengan kisah-kisah yang telah berlalu hingga tak berani membuka lembar yang baru bukan? Begitu pun denganmu. Walau nyatanya tak semudah itu saat dilembar selanjutnya aku menemukan tokoh baru yang datang pada hidupmu. Dan aku pun tak dapat memungkiri jika ada tokoh baru yang menempati posisi yang sebelumnya diisi olehmu."
"Maafkan aku, telah membuatmu pada posisi itu. Aku tahu ini tak mudah untukmu, dan bahkan untukku pula." Ia pun menunduk semakin dalam.
"Lalu apakah kamu membenciku?" Tanyanya
To be continued..
Komentar
Posting Komentar