Hate dan love, dua kata yang saling
bertolak belakang tapi sama-sama punya makna yang dalam di sumber tempat yang
sama, yaitu didalam hati. Dua kata ini yang merupakan jenis perasaan juga punya
andil besar dalam perspektif kita. Dan dua kata ini bisa menjadi objektif sekaligus
subjektif tergantung dimana meletakannya. Akan menjadi subjektif jika
penilaiannya dari rasa, dan menjadi objektif jika punya landasan hukum (bagi
muslim berdasarkan Al Qur’an dan Hadits).
Saat kita merasakannya
didalam hati, dan menujukan masing-masing dari rasa ini pada suatu hal, entah
itu benda mati atau makhluk hidup, menurutku kita akan menciptakan
alasan-alasan untuk mendukung rasa itu untuk dicintai/ sukai ataupun
alasan-alasan yang menguatkan penolakan pada suatu hal yang tidak disukai atau
dibenci.
Saat kita menyukai suatu
hal, walaupun banyak orang yang mempertanyakan hal yang kita sukai dan
berpendapat negatif tentang pilihan kita itu, otak kita akan mencari alasan
untuk membantah argument mereka, dan mengungkapkan bisa jadi ribuan alasan
mengapai pilihan kita tersebut patut disukai. Begitu pula sebaliknya saat kita
membenci sesuatu.
Jadi, perasaan akan
mempengaruhi pandangan kita dan pandangan akan mempengaruhi bagaimana kita
merespon pada suatu hal.
(Tulisan ini merupakan bagian dari gerakan sabtulis)
Komentar
Posting Komentar