Haihai..
Aku mau nulis tentang ibuku, biasa aku panggil Emak.
Emak ku ini pekerja keras. Dari zaman aku kecil, emakku ngewarung, aku diajak-ajak ke agen (tempat supplier barang buat warung) sambil digendong-gendong.
Emak ku ini suka bercerita, walau anaknya ini sering pula sampai bosan mendengar (duh anak tak baik).
Emak ku ini enak masakannya. Cuma karena akhir-akhir ini cuma bertiga aja dirumah, udah gitu banyak jenis makanan yang dilarang makan, jadi jarang masak deh.
Emak ku ini mandiri. Selama masih bisa dikerjakan sendiri, tidak mengandalkan orang lain.
Emak ku ini management keuangannya juara. Ngalahin menteri keuangan sri mulyani malah. Karena sangat goooooodnya, susahlah aku kalau mau beli sesuatu dari uang tabungan yang aku titip ke emak. Good sih, jd rem buat aku yang boros ini.hhaha
Jadi gini, emak ku ini suka curhat panjaaaang ke aku, tapi saat aku curhat sedikit langsung terpatahkan. Aku sempat bete dan sebel. Merasa aku tak pernah didengar, gitu. Tapi dibalik itu semua, harusnya aku sadar, beban yang aku punya tentu ga sebanyak beban yang emakku punya. Yang diceritakan nya hanyalah percikan-percikan kecil isi hatinya yang perlu untuk didengar. Pada akhirnya aku lah anak yang sering tak memahami emak ku ini.
Oiya ada momen mengharukan, atau mungkin sebenarnya semua ibu pun turut lakukan yang sama.
Emak ku selalu menyelipkan namaku dalam doa, dan suatu ketika saat aku sedang berproses pada suatu hal, emak ku bilang, kalau ia mendoakan aku selalu. Huhuhu.. jadi terharu.
Dan saat kegagalan jadi hasil akhir, dan walaupun aku mah cuek masa bodoh, aku tahu emak ku adalah orang yang lebih dikecewakan dibanding aku.
Komentar
Posting Komentar