Aku tenggelam dalam kisah cinta yang penuh intrik dan dilema. Sesaat kau membuatku terpana, namun beberapa saat kau membuatku bagai orang yang paling hina. Senyummu itu, yang selalu aku kagumi setiap menatapmu, yang sanggup melelehkan hatiku dan juga membakar jantungku. Kamu tahu.. aku bukanlah orang yang bodoh, namun kamu selalu berhasil membodohiku dengan kata-kata sederhanamu yang membuatku hanya mempunyai satu dunia, yaitu kamu. Dan saat kamu pergi, apalagi yang aku punya selain mati? Kutemukan kembali selembar kertas yang kutulis puluhan tahun silam. Kertas yang kini terkoyak lapuk oleh waktu. Kertas saksi hidupku pengingat masa laluku yang tak selalu ingin ku ingat. Dan kini bukanlah air mata seperti dulu saat aku menulis kata-kata itu. Sesekali renungan dan cekik tawa yang keluar dari mulutku ini. Betapa aku terjebak dalam perasaan dan kata-kata yang hampir membuat ku gila. "Kenapa pak? Kok tertawa gitu?" Tanya wanita yang tetap cantik diusia senjanya, istriku. ...