Langsung ke konten utama

Book Review: The Subtle Art of not Giving a Fuck (1/3)

Buku berjudul asli The Subtle Art of not Giving A Fuck atau dalam bahasa Indonesia judulnya adalah Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat adalah Karya seorang blogger asal amerika serikat yang telah meraih New York Times dan Globe and Mail Best selling.

Isi dari buku ini sejak awal-awal Bab nya pun menurut Saya agak nyeleneh kalau dibandingkan dengan buku-buku motivational lainnya pada umumnya. Tapi walaupun nyeleneh dan dari Cara pikir yang tidak biasa pada umumnya, buku ini tetap membuat Saya tertarik dan terus-terusan membacanya. Sambil diselingi, komentar-komentar "Iya juga ya" atau sambil ketawa sendiri karena cara penulis mengilustrasikan isi pikirannya.

Di dalam buku ini kamu ga akan nemu kata-kata yang empowering semacam "kamu tuh sudah cantik" atau "you're good enough for this life". Justru yang ditekankan dibuku ini, di bab-bab awalnya adalah penerimaan diri. Penerimaan dari setiap kekurangan. Katanya:

Penerimaan setiap pengalaman negatif adalah pengalaman positif itu sendiri

Jadi kamu ga perlu memandang diri kamu di cermin sambil bilang segala kata-kata yang sebenarnya bertentangan dari yang kamu rasa.

Kalau kamu gagal cukup bilang dan akui kalau kamu gagal.

Kalau kamu merasa tidak cukup cantik atau cakap, katakanlah dan akui seperti itu. Karena pengakuan terhadap kekurangan atau hal negatif yang kamu punya adalah langkah awal kamu aware sama keadaan diri kamu. Langkah awal membangun kesadaran atas kondisi kamu.

Saya tidak cukup cantik, trus kenapa?

Saya tidak cukup pintar dibidang itu, terus kenapa?

Bodo amat. Sesuai tagline judul ini, membawa Kita untuk tidak ambil pusing tentang segala paradigma atau orang-orang yang ga cukup penting dalam hidup Kita. Misal ada orang yang ga cukup baik atau doing bad-mouthed on you, just say: I don't giving a fuck on them.

Karena mereka ga penting. Fokuskan pada hal penting untuk di pedulikan.

Selain hal itu, buku juga berbicara bagaimana hakikat kebahagiaan itu. Bahwa bahagia adalah saat kamu dapat melalui dan menyelesaikan masalah. Dan hidup adalah rentetan masalah.

_Bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

You Don't Need to Be Perfect

"Hey, kamu itu cantik. Ga usah malu atau minder" Buat para cewek nih, ada yang pernah ngomong sendiri di depan kaca ga kayak gini? Atau.. "Kamu ga apa-apa, kamu baik-baik Aja" ngomong gini ke diri sendiri saat sebenernya ya kamu lagi ga baik-baik Aja. Apa kamu akan ngerasa lebih baik dengan membohongi diri sendiri dengan kata-kata bak oase ? Tau ga? Kamu ga akan langsung berubah jadi cantik seperti artis-artis wanita korea yang kulitny sebening susu. Atau kamu ga akan tiba-tiba menjadi lega, dengan berpura-pura beban atau masalah kamu itu sepele atau menipu itu tidak akan membuat kamu patah, walau nyatanya remuk sudah hatimu itu. Kalau ga cantik emang kenapa? Masalah? Ga cantik bukan dosa. Selama masih ada 2 Mata, 2 hidung, 2 telinga dan 1 mulut, udah Alhamdulillah banget bukan? Ga ada dalilnya ga cantik masuk neraka. Begitupun hidup ga harus selalu tampak bahagia dan ketawa. It's okay to feel not okay dear. Ga ada gunanya menghindar dari masalah dan memaksa dir...

Bersyukur

Syukur.. Kata yang begitu singkat dan sederhana untuk diucapkan namun punya pemaknaan yang dalam dan kadang kala tidak sesedarhana dalam penerapannya. Kamu tahu bahwa bersyukur dapat menyederhanakan rumitnya permasalahan yang menyempitkan hati? Namun sayangnya kodrat manusia sebagai pengeluh sering memburamkan syukur sehingga tak terlihat pandangan akal. Syukur pun bukan hanya saat didatangkan hadiah berlimpah atau kemenangan besar. Namun syukur baiknya ada saat semua terasa sempit, dan ini akan terasa sangat nikmat. Seperti pagi ini, saat aku lupa membawa uang untuk ongkos angkot, dan tanpa diduga ada uang tersisa dengan nominal sejumlah ongkos angkot itu, tidak kurang, tidak lebih. Percayalah selalu ada sela pada keluhmu untuk bersyukur. Karena bersyukur akan melapangkan hatimu dan menjadikannya samudera luas yang tak akan terusik oleh riak tangan manusia. Dan kejadian pagi ini juga membuktikan bahwa Allah telah menjamin rezeki hambaNya, tidak kurang dan tidak lebih, sesuai ke...

Manusia Namanya

Kamu tau ga,  kalau Allah berulang kali menyelamatkanmu Menarik tanganmu dari tepi jurang Dan mengangkatmu erat dalam keselamatan Allah pun sering menyembuhkanmu Menyusun kepingan jiwamu yang remuk Dan membingkainya kembali  Dengan penuh kasih dan sayangNya Namun, kita, manusia, terlalu bodoh Terlalu bodoh untuk menjatuhkan diri, Meremukan diri sendiri setelah berulang diselamatkan Setelah jatuh, patah dan Tak berdaya.. Kamu menyeru dari dasar jurang dalam, Lagi gelap dengan penuh Luka.. "Ya Rabb, tolong aku"