Langsung ke konten utama

Analogi Matahari

dua momentum itu telah merubah matahari
cerah membeku dalam lapisan es tak biasa
ya, hanya dua momentum sederhana namun
berakibat luar biasa
walau sudah terkungkung es, matahari itu masih
bersinar
bukan lagi sinar yang menghangatkan, namun
sinar dingin yang menusuki tulang-tulang
matahari terjebak dalam penjara tak berpintu
terduduk ringkih tak berdaya dalam ruang semu


matahari menatap sendu kepada bumi,
"apa yang harus aku lakukan?
aku tak mau membuat mereka mati karena
sinarku yang tak lagi hangat memeluk, sinarku
kini telah berubah,kini ia hanyalah pemadam
harapan,penghapus mimpi"
matahari menutup matanya, dan menarik
sinarnya perlahan, hingga redup, redup dan
gelap gulita
kini matahari tak hanya terpenjara dalam ruang
es, namun juga tenggelam dalam ketakutan


tak bergeming, tak bersuara
posisinya pun tak berubah sejak pertama ia tutup
mata
dalam batinnya, berulang ia gumamkan
"bagaimana caranya aku keluar dari belenggu ini?
mengapa aku sungguh tak berdaya?"
namun perenungan tak berbatas waktu itu,
seakan menjadi petaka
petaka niatnya untuk menyelamatkan, berubah
menjadi melumatkan


bumi kehilangan porosnya,
bumi dan planet lain berbondong-bondong
menyebrang ke galaksi lain yang masih memiliki
bintang bersinar
dan matahari tetap meringkuk dalam sepi bersama
kesendiriannya.

kala sepi itu,
tak berani bintang-bintang mendekati
terbuatlah lingkaran para anggota semesta tersebut
untuk menghindar dan pergi dari matahari
karena, kala bintang lain mendekat,
aura sang penjara matahari itu tak akan segan membekukan
membekukan bintang-bintang menjadi kepingan debu angkasa
hingga terserak kepada lubang hitam nan menakutkan

sebuah bintang kecil nan tubuhnya telah runtuh sebagian,
menghampiri penjara kutukan es sang matahari,
berulang kali ia menabrakan dirinya pada penjara itu,
hingga tubuhnya kian terkikis dan terkikis

matahari yang terlelap dalam ketakutannya,
kini membuka mata
"goncangan apa ini? apa yang terjadi?"

saat ia membuka mata dan melihat jagat raya,
ia sadar, ia telah sendiri
semua telah pergi, namun ia bertanya-tanya tentang apa yang mengguncangnya

sebuah bintang kecil nan ringkih terus giat berusaha
"hey matahari, bangunlah! apakah kau selamanya mau seperti ini?
menyendiri dalam kegelapan dan kedinginan?"

matahari membuka matanya lebih lebar
ia menatap bintang kecil itu dengan penuh keheranan
"siapa kau? apa yang kau lakukan?"

dalam nafasnya yang terengah,
bintang kecil sesaat berhenti dan bersiap dengan jawabannya
"aku vega, aku hanya berusaha membangunkanmu. tidakkah kau tau apa yang diperbuat oleh selaput dinginmu itu kepada bintang lain?"

"apa maksudmu?"
matahari masih berputar pada labirin kebingungannya
"aku tak melakukan apa-apa, aku hanya diam."

"itulah salahmu, diammu itu, telah membuat selaputmu itu menghancurkan segalanya,
beribu bintang, terutama bintang kecil sepertiku mati dalam ketidak berdayaan,
kami hancur menjadi debu yang tak berarti
dan hilang dalan ketiadaan.
dan kau hanya diam membiarkan selaputmu melakukan itu semua? kau sunggu kejam.
jika kau tak hendak mengeluarkan dirimu dari selaput itu, aku yang akan mengeluarkanmu"

bintang kecil itu, vega, kembali membenturkan dirinya
pada dinding beku yang kian mengikis tubuhnya.

"hentikan vega, kau bisa mati karenaku."
vega tak mendengarkan, tubuhnya kini hanya seperempat bagian

hingga lelah dan kekuatannya
telah terkikis habis tak kuasa
vega terjun bebas dalam jagat raya tak bertepi
entah kemana tubuhnya akan berbaring

dalam kekhawatiran, matahari menyaksikan vega hingga hilang dari peredaran
kesedihan, kemarahan dan tekadnya memuncah
sejenak ia memejamkan mata dan meledakan kemampuannya
dalam sekejap, penjara itu mencair menjadi butiran air melayang di semesta

matahari menyelami gelapnya semesta
mencari tubuh mungil vega yang hilang entah kemana
terlihat cahaya biru di ujung sana
berkelip lemah nan kian meredup

matahari mempercepat lajunya,
ia meluncur melebihi kecepatan cahaya,
menembus segala ruang
hingga akhirnya berhasil memeluk erat nan hangat sang bintang kecil, vega

"sungguh, tubuhmu yang lebih kecil dariku,
memiliki jiwa yang lebih kuat dariku."

"sungguh tak ada yang dapat mengeluarkanmu dari belenggu itu, 
selain dirimu sendiri, matahari"

matahari memeluk kian erat dan erat sang vega
cahaya biru itu kembali bersinar cerah dan bertenaga

matahari pun bangkit dari kegelapan jiwanya
dibangunnya peradaban baru,
bukan lagi bersama kumpulan planet yang lari pergi itu,
tapi peradaban gugusan bintang baru,
tentu, bersama Vega si bintang biru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

You Don't Need to Be Perfect

"Hey, kamu itu cantik. Ga usah malu atau minder" Buat para cewek nih, ada yang pernah ngomong sendiri di depan kaca ga kayak gini? Atau.. "Kamu ga apa-apa, kamu baik-baik Aja" ngomong gini ke diri sendiri saat sebenernya ya kamu lagi ga baik-baik Aja. Apa kamu akan ngerasa lebih baik dengan membohongi diri sendiri dengan kata-kata bak oase ? Tau ga? Kamu ga akan langsung berubah jadi cantik seperti artis-artis wanita korea yang kulitny sebening susu. Atau kamu ga akan tiba-tiba menjadi lega, dengan berpura-pura beban atau masalah kamu itu sepele atau menipu itu tidak akan membuat kamu patah, walau nyatanya remuk sudah hatimu itu. Kalau ga cantik emang kenapa? Masalah? Ga cantik bukan dosa. Selama masih ada 2 Mata, 2 hidung, 2 telinga dan 1 mulut, udah Alhamdulillah banget bukan? Ga ada dalilnya ga cantik masuk neraka. Begitupun hidup ga harus selalu tampak bahagia dan ketawa. It's okay to feel not okay dear. Ga ada gunanya menghindar dari masalah dan memaksa dir...

Bersyukur

Syukur.. Kata yang begitu singkat dan sederhana untuk diucapkan namun punya pemaknaan yang dalam dan kadang kala tidak sesedarhana dalam penerapannya. Kamu tahu bahwa bersyukur dapat menyederhanakan rumitnya permasalahan yang menyempitkan hati? Namun sayangnya kodrat manusia sebagai pengeluh sering memburamkan syukur sehingga tak terlihat pandangan akal. Syukur pun bukan hanya saat didatangkan hadiah berlimpah atau kemenangan besar. Namun syukur baiknya ada saat semua terasa sempit, dan ini akan terasa sangat nikmat. Seperti pagi ini, saat aku lupa membawa uang untuk ongkos angkot, dan tanpa diduga ada uang tersisa dengan nominal sejumlah ongkos angkot itu, tidak kurang, tidak lebih. Percayalah selalu ada sela pada keluhmu untuk bersyukur. Karena bersyukur akan melapangkan hatimu dan menjadikannya samudera luas yang tak akan terusik oleh riak tangan manusia. Dan kejadian pagi ini juga membuktikan bahwa Allah telah menjamin rezeki hambaNya, tidak kurang dan tidak lebih, sesuai ke...

Manusia Namanya

Kamu tau ga,  kalau Allah berulang kali menyelamatkanmu Menarik tanganmu dari tepi jurang Dan mengangkatmu erat dalam keselamatan Allah pun sering menyembuhkanmu Menyusun kepingan jiwamu yang remuk Dan membingkainya kembali  Dengan penuh kasih dan sayangNya Namun, kita, manusia, terlalu bodoh Terlalu bodoh untuk menjatuhkan diri, Meremukan diri sendiri setelah berulang diselamatkan Setelah jatuh, patah dan Tak berdaya.. Kamu menyeru dari dasar jurang dalam, Lagi gelap dengan penuh Luka.. "Ya Rabb, tolong aku"