Langsung ke konten utama

Move on?

Move on ga selalu tentang hati antara dua insan yang saling melengkapi tapi terpaksa harus pergi #tsaahh
Banyak hal yang memerlukan 'move on' di dalam hidup kita. Mulai dari gaya hidup, gaya berfikir, kebiasaan, urusan pekerjaan sampai urusan percintaan.

Well, dari berbagai hal yg harus di 'move on' in,  kali ini ingin berbagi kerisauan, tentang pekerjaan atau karir. Setiap dari kita pasti ingin perkembangan menuju yang lebih baik. Termasuk pekerjaan. Kerja di tempat bergengsi, gaji yang nol setelah angka 1-9 nya berderet ngantri, sesuai sama jurusan dan passion, dan diatas itu semua adalah bisa buat kita nyaman dan lebih baik.

Sempat terlintas, bahkan berkali kali kali sampai buat list panjang dan segede gaban, perusahaan apa aja yg mau sy susupin. Mulai dari bumn sampai persero yg punya nama top.   Tapi hari ini ada pikiran beda yg terlintas dipikiran sy -bukan berarti ga akan coba ke perusahaan gede atau sekelas bumn- . saat saya buka lowongan yg sesuai jurusan saya, disalah satu perusahaan kontraktor besar, bumn pula, dan saya liat jobdesknya yaitu bla bla bla lah, jd m mikir "dengan jobdesk kayak gini, cocok ga sih sama gw? Bisa bikin gw berkembang? Bisa bikin gw berekspresi dan punya kebebasan dalam berkarya dalam bidang teknik? Gw sudah terbiasa sama yg namanya bandara  berarti gw harus adaptasi ulang dong dibidang yg beda sama kerjaan gw sekarang"

Yups seiring berjalannya usia yg tambah dewasa -anggap aja gitu, walau nyatanya lebih ke arah nambah tuanya- sy mikir apa iya selamanya mau jadi karyawan aja, pegawai aja? Apalagi yg namanya wanita harus membatasi sebagian aktivitas nantinya kalau udah berkeluarga -membatasi sendiri ya, bukan dibatasi orang lain, karena tanggung jawab, buat para penggiat emansipasi feminisme, stop lebay, haha-. Sy ingin punya kegiatan dan penghasilan, tapi saya gamau kehilangan kesempatan emas dalam masa tumbuh kembang anak sy nantinya. Sy ga mau dicap sebagai ibu, dengan definisi yang ngelahirin aja, tapi juga mendidik anak sy sendiri. Klo pun ada yg bilang "pendidikan s2 tapi jadi ibu rumah tangga aja?" Pendidikan tinggi ga harus jadi wanita karir yang pergi pagi sebelum anak bangun dan pulang saat anak udah tidur, sabtu minggu dipakai buat dinas keluar kota. Urusan urus mengurus anak diserahin sama asisten rumah tangga yang mayoritas pendidikan terbatas. Membesarkan anak ga hanya tentang kasih makan, biayain jajan, sekolahin, kuliahin aja. Membesarkan anak kan juga tentang membangun karakter sejak dini, mengarahkannya memiliki kualitas juga, bukan hanya kuantitas.

Jadi hubungannya sama karir??
Ya sy ingin karir yg sesuai dengan itu, sy bisa bebas berekspresi, berkarya, menyalurkan kemampuan dan bakat dan punya waktu yg banyak.
Solusi? Punya usaha sendiri dan jadi leadernya trus buka peluang untuk menyerap tenaga kerja. Keinginan tercapai dan bermanfaat pula.
Pertanyaan selanjutnya adalah, usaha apa?
Nah ini, mungkin temen yg baca bisa kasih solusi, haha

Komentar

Postingan populer dari blog ini

You Don't Need to Be Perfect

"Hey, kamu itu cantik. Ga usah malu atau minder" Buat para cewek nih, ada yang pernah ngomong sendiri di depan kaca ga kayak gini? Atau.. "Kamu ga apa-apa, kamu baik-baik Aja" ngomong gini ke diri sendiri saat sebenernya ya kamu lagi ga baik-baik Aja. Apa kamu akan ngerasa lebih baik dengan membohongi diri sendiri dengan kata-kata bak oase ? Tau ga? Kamu ga akan langsung berubah jadi cantik seperti artis-artis wanita korea yang kulitny sebening susu. Atau kamu ga akan tiba-tiba menjadi lega, dengan berpura-pura beban atau masalah kamu itu sepele atau menipu itu tidak akan membuat kamu patah, walau nyatanya remuk sudah hatimu itu. Kalau ga cantik emang kenapa? Masalah? Ga cantik bukan dosa. Selama masih ada 2 Mata, 2 hidung, 2 telinga dan 1 mulut, udah Alhamdulillah banget bukan? Ga ada dalilnya ga cantik masuk neraka. Begitupun hidup ga harus selalu tampak bahagia dan ketawa. It's okay to feel not okay dear. Ga ada gunanya menghindar dari masalah dan memaksa dir...

Bersyukur

Syukur.. Kata yang begitu singkat dan sederhana untuk diucapkan namun punya pemaknaan yang dalam dan kadang kala tidak sesedarhana dalam penerapannya. Kamu tahu bahwa bersyukur dapat menyederhanakan rumitnya permasalahan yang menyempitkan hati? Namun sayangnya kodrat manusia sebagai pengeluh sering memburamkan syukur sehingga tak terlihat pandangan akal. Syukur pun bukan hanya saat didatangkan hadiah berlimpah atau kemenangan besar. Namun syukur baiknya ada saat semua terasa sempit, dan ini akan terasa sangat nikmat. Seperti pagi ini, saat aku lupa membawa uang untuk ongkos angkot, dan tanpa diduga ada uang tersisa dengan nominal sejumlah ongkos angkot itu, tidak kurang, tidak lebih. Percayalah selalu ada sela pada keluhmu untuk bersyukur. Karena bersyukur akan melapangkan hatimu dan menjadikannya samudera luas yang tak akan terusik oleh riak tangan manusia. Dan kejadian pagi ini juga membuktikan bahwa Allah telah menjamin rezeki hambaNya, tidak kurang dan tidak lebih, sesuai ke...

Manusia Namanya

Kamu tau ga,  kalau Allah berulang kali menyelamatkanmu Menarik tanganmu dari tepi jurang Dan mengangkatmu erat dalam keselamatan Allah pun sering menyembuhkanmu Menyusun kepingan jiwamu yang remuk Dan membingkainya kembali  Dengan penuh kasih dan sayangNya Namun, kita, manusia, terlalu bodoh Terlalu bodoh untuk menjatuhkan diri, Meremukan diri sendiri setelah berulang diselamatkan Setelah jatuh, patah dan Tak berdaya.. Kamu menyeru dari dasar jurang dalam, Lagi gelap dengan penuh Luka.. "Ya Rabb, tolong aku"